Catatan Picisan


— bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga

Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan

Pada awalnya biasa saja, akhirnya juga biasa juga, seperti halnya sepanjang jalan yang dilalui bersama. Ahmad Dhani Prasetyo (Dhani), Erwin Prasetya (Erwin), Wawan Juniarso Abipraja (Wawan), dan Andra Junaidi Ramadhan (Andra), empat laki yang sama-sama menggandrungi musik berjumpa. Perjumpaan pada saat keempatnya sekolah di SMPN 06 Surabaya belakangan terkenang sebagai satu peristiwa penting dalam kehidupan mereka.

Keempatnya mulai menjalin interaksi intim layaknya orang lain. Dengan adanya kesamaan kegemaran, interaksi intim tersebut menemukan wadah yang tepat untuk berpadu bersama berunjuk rasa. Mereka sama-sama rajin mempraktikkan kebolehan bermain musik melalui nge-band bersama yang didukung dengan kegiatan ekstra kurikuler mereka di sekolah. Hingga akhirnya keempat sahabat sepakat membentuk satu grup band yang hendak diperjuangkan bersama. Ungkapan pandir yang mereka terima saat merintis ‘Bayi 19’ pun seakan hanya suara sumbang sepertinya merdu belaka.

SMPN 06 Surabaya, sekolah mereka saat itu memberikan perhatian yang bagus pada seni, termasuk seni musik. Pak Mul menjadi guru yang memandu seni musik di sekolah ini. Pak Mul sangat disayang oleh para perintis ‘Bayi 19’ hingga nama beliau sempat dipakai sejenak sebagai nama grup band mereka, ‘Mol’.

Lokasi sekolah ini juga menguntungkan buat mereka berempat. Tak jauh dari sekolah tersebut terdapat toko kaset yang menginjinkan calon pembeli njajal (Jawa: mencoba) memutar seluruh isi kasetnya. Hal yang terkesan remeh-temeh walakin kesempatan megah bagi para remaja yang lahir dan dibesarkan dari keluarga sederhana.

Kegandrungan mereka pada dunia musik berpengaruh besar terhadap kerajinan mereka mengikuti pelajaran di sekolah. Mereka rajin sekali bermain musik berempat, walakin untuk urusan mengikuti pelajaran di sekolah tak rajin-rajin amat. Rumah Wawan, yang terletak di kompleks Universitas Airlangga, menjadi markas kesukaan mereka. Di sana terdapat alat-alat musik yang bisa mereka mainkan bersama sebagai ajang kebolehan berunjuk rasa.

Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Ahmad Dhani Prasetyo & Andra Junaidi Ramadhan

Dhani yang kesengsem dengan Queen berhasrat menjejak grup band legendaris asal Inggris ini. Bersama ketiga sahabatnya tersebut, Dhani merancang line-up awal grup band mereka yang mengadopsi Queen. Kebetulan Farrokh Bulsara (Freddie Mercury), punggawa paling digandrungi Dhani, mengisi posisi yang bisa Dhani mainkan: keyboardist dan lead vocalist. Andra, walau sempat berhasrat menjadi drummer, mulai nyetel dengan gitar mengisi posisi sebagai lead guitarist. Erwin yang menggemari musik jazz memilih mengisi posisi sebagai bassist. Sedangkan Wawan yang gemar memainkan drum pun mendapat posisi yang pas, drummer.


Setelah nama ‘Mol’ dirasa tak begitu enak digunakan, keempatnya segera mengobrolkan nama baru untuk grup band mereka. Tanpa perlu repot-repot dan lama-lama, akronim nama sapaan mereka kemudian digabungkan. DEWA, menjadi nama yang dipilih, akronim dari Dhani, Erwin, Wawan, dan Andra. DEWA memiliki makna bagus walau untuk dipakai sebagai nama grup terkesan arogan. Walakin dengan membentuk nama seperti ini, bisa menjadi cara mereka untuk mengabadikan para pendirinya, yang bisa jadi dalam perjalanannya bakal terpisah. Bukankan Wawan dan Erwin belakangan berpisah dengan Dhani dan Andra yang masih mengibarkan DEWA?

Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Erwin, Wawan, Andra, & Dhani

Sayang, keempat punggawa perdana DEWA harus berpisah sejenak terkait masalah selera. Kegandrungan Erwin pada jazz menarik minat Dhani dan Andra yang lebih menggandrungi rock. Alhasil, DEWA pun sejenak mengubah warna musik mereka yang semula rock menjadi jazz.

Hal ini membikin Wawan memilih berpisah dan membentuk grup band lain sebagai wadah melampiaskan hasrat yang sempat tak terwadahi di DEWA. Bersama Satriyo Yudi Wahono (Piyu) dan Ari Bernardus Lasso (Ari) menjadi teman nge-band baru bagi Wawan. Mereka membentuk grup yang diberi nama OutSider.

Perubahan warna musik yang dimainkan DEWA pun selain berimbas pada perpisahan dengan Wawan, juga disusuli perubahan nama grup. Nama DEWA ditanggalkan dan digantikan dengan DownBeat. DownBeat sendiri diambil dari nama majalah jazz terbitan USA. Selama menggunakan nama DownBeat, posisi drummer diisi oleh Salman, kakak kelas Wawan di SMA.
Music; Me Against the Music; Crush; Darker than Blood; Persembahan dari Surga; Queen Playing to Invinity; from music to music more than music; DEWA19; Catatan Picisan; bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga; DEWI; Wajah Kenes Dewa; riang menggelinjang dalam karam riak kuldesak; 2NE1; The Evolution of Blackjack’s Queen; diving epic being antique; Ahmad Dhani Prasetyo; Makhluk Tuhan Paling Seksi; The One and Only Master Mister Commander Ahmad Dhani Prasetyo; Andra Junaidi Ramadhan; Glam Father; Michael Kenji Shinoda; マイケル・ケンジ・シノダ; Mike Shinoda; because learn is do; Lee Chae-rin; 이채린; Charismatic Leader; CL of 2NE1; devil's face and angel's heart; Britney Jean Spears; Britney; malar memuncak, terkapar kuldesak; Park Bom; 박봄; The One and Only Lovely Park Bom; make me crazy, give me lover’s rhapsody; Ari Bernardus Lasso & Elfonda Mekel; Dua Pewarna Berkelas Dewa 19; Ari Dieloni Dhani, Elfonda Disuka Andra; Ahmad Dhani & Andra Ramadhan; Tandem Marem; unjuk karya persahabatan cinta yang tulus; Paris Whitney Hilton; Paris is Paris, Paris not Paris; stars are blind heartbeat high off my love; Life, Live, Love; Melantan Pagelaran Pelantan; satu sisi melimpah berkah memeluk lelah; Azaleea; Brutal of Breaks; Adib Rifqi Setiawan; RM Adhila; Alobatnic and The Battle-Mate; Pelantan; Break Hard; DE19WA; DEWA; BalaDewa19; BalaDewa; Keyboardist; Commander; Lead Guitarist; Playmaker; Lead Vocalist; Striker; Ari Bernardus Lasso; Elfonda Mekel; Bassist; Midfielder; Erwin Prasetya; Yuke Sampurna; Drummer; Defender; Setiawan Juniarso Abipraja; Sri Aksana Sjuman; Gabriel Bimo Sulaksono; Setyo Nugroho; Agung Yudha Asmara; Outsider; Outsider Band; Piyu;

Perpindahan Wawan dari DEWA ke OutSider ketika mereka SMA ini berlangsung hangat. Tak ada luka yang menyerta hingga mereka tetap bersahabat. Malah Dhani dan Andra mulai menjalin persahabatan intim dengan Ari seperti halnya dilakukan Dhani dan Andra ketika SMP. Ari malah sempat mengajak Dhani bergabung dengan OutSider saat keduanya duduk di kelas 1 SMA. Sayang Dhani menampik ajakan Ari. Dhani memilih tetap bersama DownBeat yang berhasil merengkuh gelar juara di beberapa festival musik.

Dhani, Erwin, Andra, dan Salman yang sekolah di SMAN 02 Surabaya berhasil meraih Juara I Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur dan Juara I Festival band SLTA ’90. Sayang capaian manis ini tak bisa dilengkapi ketika mereka ikut serta dalam Djarum Super Fiesta Musik se-Jawa Bali. Mereka harus puas menjadi Juara II di bawah grup bandnya Tubagus Armand Maulana (Armand GIGI) yang berhasil meraih Juara I. Hal ini terus dikenang oleh Armand lantaran ia merasa sulit ‘mengalahkan’ Dhani. Hal ini pula yang menjadi benih-benih persahabatan Armand dan Dhani, yang berkembang menjadi persahabatan punggawa DEWA 19 dan GIGI.

Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Salman, Dhani, Andra, & Erwin
Walau sudah berhasil merengkuh gelar di beberapa panggung festival, nyatanya hal ini tak memuaskan arek-arek Suroboyo ini. Bersamaan dengan suasana riang menggelinjang memainkan alunan nada dan paduan kata yang menyelimuti hati mereka, nama Slank dan KLa Project mulai berkibar di blantika industri musik Indonesia.

Arek-arek Suroboyo yang merasa bisa menjejak Slank dan Kla Project pun mulai hasrat untuk mentas di panggung yang sama dengan keduanya. Sebagai pembeda dan menghindari bayang-bayang, arek-arek Suroboyo ini memilih warna musik yang tidak seperti keduanya walakin berada di antara keduanya. Nyaris seperti Queen dibentuk setelah dan berada di antara The Beatles dan The Rolling Stones maupun 2NE1 yang dibentuk setelah dan berada di antara Girls’ Generation dan Wonder Girls.

Guna mewujudkan hasrat ini, warna jazz pun ditanggalkan sebagai warna utama grup band mereka. Penanggalan warna musik ini membikin DownBeat hanya menyisakan tiga punggawa saja: Dhani, Erwin, dan Andra. Posisi drummer yang kosong kemudian diisi kembali oleh pendiri yang sempat pergi, Wawan. Ari yang sangat dekat dengan Dhani dan Andra pun dengan mudah diajak Dhani bergabung ke dalam grup band ini.

Nama DEWA kembali digunakan menggantikan DownBeat yang ditanggalkan. Bergabungnya Ari sebagai lead vocalist membikin Dhani memilih undur posisi dari lead menjadi backing vocalist dan belakangan turut sebagai guitarist. Bergabungnya Wawan dan Ari dengan DEWA memaksa keduanya meninggalkan OutSider, dan bisa dilihat sekarang bagaimana hubungan Dhani dengan Piyu.

Kelima laki yang baru saja melepas masa remaja mereka ini kemudian berpeluh bersama menapaki tangga blantika musik Indonesia. Ari mengusulkan nama DEWA diimbuhi angka 19, lantaran saat mereka memulai perjuangan ini, rata-rata berusia 19 tahun. Dengan demikian, empat pendiri beserta satu punggawa baru inipun berhasil diabadikan melalui nama grup band mereka, DEWA 19. Lebih dari itu, momentum tak bisa dibeli, dan menambahkan angka ‘19’ pun menjadi satu cara jitu untuk mengenang momentum ini. Ada kalanya kenangan bersama menjadi peredam konflik yang terjadi setelahnya.

Serupa dengan masa-masa SMP ketika rumah Wawan dipakai sebagai markas, saat mereka berpeluh bersama inipun rumah Wawan menjadi saksi bisu perjuangan. Kali ini rumah Wawan menjadi tempat workshop untuk menghasilkan karya sendiri yang bisa diperkenalkan untuk mendapatkan label rekaman. Harun, kawan Wawan, yang terkesan melihat semangat berlipat mereka memberikan modal awal sebesar Rp 10 juta. Modal awal ini dipakai sebagai dana penyusunan master rekaman sebagai upaya mendapatkan label rekaman.

Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Ari, Andra, Dhani, Erwin, & Wawan

Ketiadaan studio musik yang memadai memaksa arek-arek Suroboyo menyapa ibu kota, Jakarta. Selama beberapa hari sepanjang tahun wafatnya Freddie Mercury, mereka melakukan rekaman perdana untuk menyusun demo rekaman. Sesudah menyelesaikan pekerjaan ini, seluruh punggawa kecuali Dhani pun meninggalkan ibu kota Republik Indonesia dan kembali ke Kota Pahlawan. Dhani yang merasa yakin diri bisa menjejak Slank dan Kla Project tinggal di rumah neneknya di Bogor, supaya lebih mudah berkeliling Jakarta dan mendapat label rekaman dengan segera.

Hampir setiap hari Dhani gentayangan menyusuri rimba Jakarta dengan ditemani demo dan keyboard-nya. Hampir setiap hari pula demo yang dia kenalkan mendapatkan penolakan. Penolakan terus menerus tak menggerus semangat untuk tetap bisa mewujudkan hasrat. Hasrat kuat yang akhirnya dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records setelah dia menyimak demo yang dikenalkan Dhani. Dari sinilah segala rasa yang pernah tertuang bersama DEWA 19 terpatri dalam hati menjadi kenangan berkesan.

Kangen dilihat Jan Djuhana sebagai langgam paling menjanjikan sebagai jalan perkenalan. Walau sebenarnya langgam ini bukan langgam azam bagi Dhani, tak masalah. Justru hal inilah yang memberinya pengalaman agar tak langsung mengeluarkan seluruh karya terbaik di awal, walakin perlahan. Supaya tak mubazir, supaya tetap bertahan ketika kabut jiwa menggelayut sukma, dan supaya tak menyulitkan dalam perjalanan selanjutnya.

Sementara Dhani di Jakarta berupaya mendapatkan label rekaman, keempat sahabat yang kembali ke Surabaya menjalani keseharian mereka. Erwin merasa yakin diri dengan masa depan DEWA 19 sehingga dia memilih menekuni musik dengan terus mengelaborasi cabikan bass. Sedangkan Wawan, Andra, dan Ari masuk perguruan tinggi. Belakangan perguruan tinggi menjadi hal yang memisahkan kelimanya sesudah menghadapi dilema.

Beruntung, walau Wawan hanya bergabung secara resmi pada satu album penuh (Studio Album) berjudul DEWA 19, album ini berhasil menghentak khalayak. Langgam Kangen yang dipakai Jan Djuhana sebagai bahan mempromosikan DEWA 19 berhasil mendapat sambutan hangat. DEWA 19 tampak langsung melenggang mudah ikut serta di tengah blantika musik Indonesia. Perjuangan enam tahun sejak dibentuk pada 1986 seakan sudah mendapat tempatnya, walau masih berada di ‘gapura’.

Satu sisi keberhasilan ini memberikan rasa bahagia pada sukma mereka. Satu sisi hal ini membikin Andra dan Wawan berada pada dilema. Dua punggawa ini beserta Ari sama-sama masuk perguruan tinggi. Walakin hanya Ari saja yang sanggup menyelesaikan kegiatan perguruan tinggi sekaligus tetap bertahan bersama DEWA 19. Andra yang menjadi pelajar Desain Interior atas dorongan orangtuanya memilih melepas perguruan tinggi untuk fokus merintis karier bersama DEWA 19. Bertolak belakang dengan Wawan yang pamit undur diri demi menuntaskan kegiatan perguruan tinggi. Tak ada yang tunggal di dunia ini. Ketika bahagia dirasa, saat itu juga terdapat duka didera, walau tak serta merta keduanya disadari bersama-sama.

Seperti judul langgam Queen, The Show Must Go On, undur diri Wawan tak serta merta membikin DEWA 19 berhenti dalam perjalanan. Mereka malah semakin getol menggarap DEWA 19 untuk kembali menyapa dengan karya mereka. Dua tahun sesudah memberikan hasil unjuk rasa dalam bentuk album penuh DEWA 19, mereka kembali menyapa dengan cara serupa melalui Format Masa Depan. Setahun setelahnya, Terbaik Terbaik menyusuli dua album penuh sebelumnya.

Format Masa Depan digarap ketika mereka dirisak dilema, walakin sambutannya tak kalah hangat dengan sebelumnya. Malah Terbaik Terbaik yang digarap paling cepat sepanjang karier DEWA 19 mendapat sambutan yang tak pernah mereka duga meski selalu didamba. Wajar saja, penggarapan Terbaik Terbaik terjadi ketika seluruh punggawa sedang bersuka cita. Bukan hanya sudah berhasil berada di jajaran papan atas blantika musik Indonesia dengan ikut serta mewarnai tak hanya meramaikan, juga keadaan saat itu sedang mendukung. Ari lulus kuliah, masa depan asmara Dhani dan Maia menemui titik cerah, serta Andra dan Erwin sudah tenggelam dalam melanggam. Hal ini memberikan berkah tersendiri bagi mereka melalui tour yang rajin menyapa.

Setelah drummer kosong sesudah ditinggal Wawan, DEWA 19 merekrut Sri Aksana Sjuman (Wong Aksan) sebagai penggebug drum mereka. Masuknya Aksan memberi warna baru bagi DEWA 19. Walau Aksan hanya satu album penuh saja bersama DEWA 19, album berjudul Pandawa Lima terasa sekali bedanya. Ditambah lagi sesudah Pandawa Lima DEWA 19 expand haluan bermusik. Wawan dan Aksan memang singkat, walakin keduanya tetap melekat.
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Andra, Aksan, Ari, Dhani, & Erwin

Kirana menjadi andalan DEWA 19 sesudah Pandawa Lima dihasilkan. Lagi dan lagi, saat memuncak, DEWA 19 dihentak riak. Riak yang merisak mereka kali ini membawa mereka pada suasana kuldesak. Seluruh punggawa kecuali Andra mulai berkenalan dengan narkotika, yang saat itu memang sedang ‘mewabah di bawah tanah’.

Perkenalan mereka pada barang yang pada kadar tertentu bermanfaat dan pada kadar tertentu bermudarat itu tak disertai pengetahuan yang cukup terhadapnya. Akibatnya, Erwin dan Ari harus ‘terdampar di keruhnya satu sisi dunia’. Bersamaan dengan itu, Dhani merasa permainan drum Aksan tak sesuai harapan dengan warna musik pada album berikutnya. Tinggallah Dhani dan Andra yang masih prima untuk tetap berkarya.

Tak mau langkah DEWA 19 disudahi, Dhani memilih menghentikan langkah sejenak selama dirisak kuldesak. Ada keraguan untuk tetap mengibarkan bendera DEWA 19 yang tinggal menyisakannya bersama Andra. Sebagai ajang unjuk rasa, Dhani mengajak Andra membentuk Ahmad Band. Mulanya Ahmad Band dibentuk sebagai proyek sampingan. Tak heran bongkar-pasang punggawa tak begitu menghantam sukma terdalam.

Walau demikian, melalui Ahmad Band lah Dhani mencoba mendayagunakan kemampuan Gabriel Bimo Sulaksono. Oleh Dhani, Bimo diajak bergabung DEWA 19. Sayang meski sempat menyatakan bergabung, Bimo buru-buru undur diri untuk ikut serta bersama Virdy Megananda (Bebi) membentuk Romeo. Alhasil, Bimo pun menjejak Salman yang hanya singkat saja dan nyaris tak pernah dianggap kehadirannya.

Melalui Ahmad Band pula Dhani dan Andra berhasil merancang format masa depan DEWA 19 sebagai antisipasi kalau Ari tak kunjung kembali. Di Ahmad Band, Dhani mencoba mendayagunakan suara Elfonda Mekel (Once) sebagai backing vocalist pada Kuldesak. Kuldesak dirilis secara resmi melalui album mini berjudul sama atas nama Ahmad Dhani & Andra Ramadhan, walau demikian kadang keduanya menganggap itu produk Ahmad Band. Lagipula penggarapannya pun mendayagunakan punggawa terakhir Ahmad Band sebelum ditutup.

Once berhasil menarik perhatian Dhani. Dua sisi saling menguatkan larutnya keduanya berkarya bersama. Once memang sudah pernah menghasilkan album solo sebelum bergabung DEWA 19. Walakin dia merasa gagal. Kegagalan ini membikin Once menghubungi Aksan guna meminta saran. Unik memang, pasalnya saat itu Aksan adalah drummer DEWA 19 yang tak pernah berkarya bersama Once dan kenyataannya justru Once malah berhasil membawa Setyo Nugroho (Tyo) sebagai pengisi posisi yang ditinggal Aksan dan tak jadi diisi Bimo.

Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Tandem-Marem

Dengan segala daya dan upaya menjaga keutuhan punggawa, Dhani dan Andra terus mengajak Erwin dan Ari untuk menghasilkan album, minimal satu lagi. Sayangnya hanya album kompilasi yang dihasilkan, yang memuat dua langgam baru. Elang menjadi langgam penanda perpisahan DEWA 19 dengan Ari. Sebagai sahabat erat yang lama bersama, tersirat harapan perpisahan ini tak hanya tanpa diserta luka, juga diikuti keberhasilan bersama.


Sementara Dhani dan Andra serta Erwin berhasil dengan DEWA 19, Ari diharapkan segera berhasil keluar dari ‘keruhnya satu sisi dunia’ dan melanjutkan karier solo. Selain Elang, langgam fenomenal bertajuk Persembahan dari Surga pun berhasil dipersembahkan. Langgam yang kaya akan nuansa rasa ini menjadi ‘oleh-oleh’ manis bagi Ari yang sudah pasti tak bersama lagi dalam perjalanan selanjutnya. Selain itu, langgam ini pun menjadi penanda perlintasan perubahan dari lead vocalist ke lead vocalist.

Perubahan lead vocalist tak terelakkan lagi. Meski sempat diwarnai cekcok antara Dhani dan Andra hingga membikin penggubah langgam instrumental IPS ini ambeg diri dengan pulang ke Surabaya, akhirnya Once bisa diterima oleh Andra. Dhani perlu menggubah satu langgam berjudul Anggun sebagai upaya meyakinkan Andra bahwa Once bisa mengisi posisi yang ditinggal pergi oleh Ari sekaligus tak membayangi Ari. Sembari berjuang berdua mempertahankan DEWA 19 agar tetap berkibar, keduanya tetap tak ingin berpisah dengan Erwin. Sama-sama terdampar ‘di keruhnya satu sisi dunia’, walakin Erwin lebih disiplin ketimbang Ari. Hal ini membuat nama Erwin tak tercoret dari punggawa DEWA 19, walau dia harus rela disebut sebagai punggawa tambahan saat merilis Bintang Lima.
 
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Ari & Erwin
Bintang Lima menjadi ajang pertaruhan karier mereka. Di tengah suasana yang belum jelas, Dhani dan Andra jor-joran dalam berkarya. Angka ‘19’ yang diberikan oleh Ari pun sejenak ditanggalkan. Alhasil, grup band inipun kembali ke tengah blantika musik Indonesia dengan nama DEWA.

Segala daya dan upaya dikerahkan oleh Dhani dan Andra serta Once dan Tyo yang telah resmi bergabung. Mereka berempat berpadu bersama guna tetap bertahan menangkis segala keraguan. Seakan ada keraguan bahwa ini menjadi album terakhir mereka, seluruh karya terbaik pun dikeluarkan.

Erwin dan Ari masih ikut serta dalam penggarapan album ini sebagai pemain tambahan. Erwin bahkan ikut serta tampil dalam video musik yang dibuat. Sementara Ari menjadi backing vocalist pada langgam Roman Picisan.
 
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Ari & Once
Sebuah proses perubahan yang bagus dengan menghadirkan dua langgam sebagai penanda perlintasan perubahan yang sama-sama kaya nuansa rasa, Persembahan dari Surga dan Roman Picisan. Beruntung, pasaran musik Indonesia saat itu sedang mengalami peningkatan penjualan album. Tak hanya DEWA, beberapa grup band saat itupun mengalaminya. Walau untuk DEWA hal ini tetap terasa istimewa. Bintang Lima pun pada akhirnya tercatat sebagai album tersukses DEWA dari sisi penjualan.

Separuh Nafas yang digubah Dhani dan Andra atas dasar keisengan sebagai ungkapan perpisahan dengan Ari berhasil mengenalkan mereka ke banyak kalangan. Seperti halnya Kangen, langgam ini tak dinilai azam, walakin dengan kesederhanaan aransir nada dan paduan kata, banyak orang mudah memainkan ataupun sekedar melantunkan. Separuh Nafas pun menjadi khas.

Keberhasilan dengan Bintang Lima memberikan semangat tersendiri pada mereka. Dhani, Andra, dan Erwin, tiga pendiri yang masih bersama, disertai Once dan Tyo berhasil menjaga nyawa DEWA di blantika musik Indonesia. Mereka pun berhasil mengupayakan agar Ari dan Once tak saling membayangi dan masing-masing memiliki tempat tersendiri.

Hingga setelah Erwin dan Ari prima, mereka berhasil kembali berkarier. Erwin tercatat lagi sebagai punggawa utama DEWA sedangkan Ari merintis karier solo. Dhani, Erwin, Andra, dan Wawan, yang pernah bersama Ari memulai gelinjangan DEWA 19 tetap bahu-membahu membantu Ari untuk ‘terbang tinggi seperti elang’.
 
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Andra, Tyo, Erwin, Once, & Dhani


Sementara karier Ari sudah tampak cerah, DEWA pun tak musnah. DEWA kembali memiliki lima punggawa utama dengan kembalinya Erwin. Kelimanya berhasil merilis album penuh berjudul Cintailah Cinta dua tahun sesudah Bintang Lima. Album penuh keenam sepanjang karier DEWA 19 atau album penuh kedua sepanjang karier DEWA ini mulanya hendak diberi tajuk Indra Keenam. Sayang, populernya tayangan berjudul Indra Keenam membikin mereka membatalkan rencana ini. Sial, langgam pembuka album ini menimbulkan permasalahan tersendiri.

Tajuk Arjuna Mencari Cinta dianggap sebagai pencurian hak cipta oleh Yudhistira ANM Massardi. Yudhistira menyebut demikian lantaran paduan kata tersebut sudah dipakai sebagai judul novelnya yang diterbitkan jauh-jauh hari sebelumnya. Pihak DEWA sempat membantah dengan mengungkapkan pendapat bahwa langgam mengutamakan alunan nada dan paduan kata sedangkan novel mengutaman paduan kata dan isi cerita. Walakin Yudhistira tetap keukeuh dan hendak membawa kasus ini ke ranah hukum. Tak ingin lama-lama mempermasalahkan, DEWA pun memilih mengubah tajuk langgam mereka menjadi Arjuna. Lebih disayangkan lagi, Erwin yang tetap dipertahankan walau sempat ‘terdampar di keruhnya satu sisi dunia’ justru kembali bermasalah.


Kali ini Erwin bermasalah dengan manajemen DEWA. Istri Erwin dianggap banyak ikut serta menyumbat kelangsungan menggelinjang mereka hingga menimbulkan pertikaian antara ‘Dua Prast di DEWA’, Dhani dan Erwin. Tak pelak, hal ini memaksa DEWA harus berpisah lagi dengan salah satu pendirinya. Juara Sejati menjadi langgam terakhir yang dirilis DEWA bersama Erwin. Langgam tunggal pesanan RCTI ini hanyalah aransir paduan kata untuk mengiringi alunan nada yang sama seperti Interupsi milik Ahmad Band.
 
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Dua Prast DEWA 19
Tak lama setelah Erwin pergi, Yuke Sampurna datang untuk ikut serta. Penampilan perdana Yuke bersama DEWA dimulai dari konser bertajuk Atas Nama Cinta. Konser ini bersejarah lantaran untuk kali pertama DEWA merilis album live mereka. Album ini direkam di beragam tempat, seperti Kudus (Lagu Cinta), dan dirilis dua buah.

Keduanya mengapit album penuh DEWA yang dihasilkan pertama kali bersama Yuke bertajuk Laskar Cinta. Sial. Lagi dan lagi DEWA menghadapi problema dengan pihak lainnya. Kali ini logo album Laskar Cinta diprotes oleh sebagian kalangan agamawan lantaran menggunakan kaligrafi lafadz Allah. Walau demikian, masalah inipun berhasil dilalui dan tak memaksa langkah mereka berhenti.

Justru dari masalah terakhir inilah muncul gagasan menggubah langgam berisi pesan-pesan cinta universal. Langgam berjudul Laskar Cinta dirilis dalam dua chapter di album penuh berikutnya, Republik Cinta. Masalah jugalah yang membikin angka ‘19’ kembali dipakai setelah penanggalan angka tersebut dirasa membuat mereka kurang hoki. Alhasil, tiga album penuh beserta dua album live dihasilkan mereka ketika menggunakan nama DEWA. Mulai Republik Cinta, mereka kembali menggunakan nama DEWA 19.
 
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Tyo, Once, Andra, Dhani, & Yuke
Walau sudah berupaya melalui cara yang terbilang tak masuk akal, masalah pun tetap ada. Drummer andalan DEWA 19, Tyo, didera cedera parah. Cedera yang memaksanya harus berpisah. Terlalu lama menunggu masa pemulihan serta kalaupun pulih pun permainan drum Tyo belum tentu bisa seperti sebelumnya. Tanpa lama-lama dan tanpa diserta luka dalam dada, Tyo pamit undur diri untuk memberi tempat pada Agung Yudha Asmara.

Sayang, lamat-lamat malar DEWA 19 justru semakin tampak malas merilis langgam baru. Sesudah Republik Cinta, mereka hanya berhasil merilis empat langgam baru. Dewi dan Mati Aku Mati yang dirilis melalui album kompilasi kedua bertajuk Kerajaan Cinta serta Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia dan Bukan Cinta Manusia Biasa yang sama-sama dirilis melalui album kompilasi artis Republik Cinta Management (RCM).

Kesibukan Dhani dengan RCM serta Andra dengan Andra and the BackBone disebut sebagai alibi. Wajar saja, dua pasangan persahabatan cinta yang tulus tersebut memang tandem-marem bagi DEWA 19. Sepanjang perjalanan DEWA 19 nyaris sangat menggantungkan pada Dhani dan Andra. Bahkan dua punggawa ini pula yang berhasil menjaga muruah DEWA 19 di tengah suntuk masa yang melanda. Ironis memang jika akhirnya kesibukan dua orang ini pula yang membikin DEWA 19 tak segera merilis langgam baru lagi alih-alih album penuh.

Keadaan diperparah dengan kabar mengejutkan dari Once yang meminta undur diri. Alhasil, rencana merilis langgam-langgam baru, antara lain Kamu Dalam aku, Karena Lelaki Bukan Pengecut, Popularitas Adalah Tuhan, Jakarta, dan Juliette serta album penuh bertajuk kesultanan Cinta pun belum pernah terwujud hingga kini. Memulai langkah dengan empat orang (Dhani, Erwin, Wawan, dan Andra), DEWA 19 akhirnya menyudahi langkah dengan empat orang (Dhani, Andra, Yuke, dan Tyo). Tak lagi merilis langgam baru, format masa depan DEWA 19 berubah menjadi grup band nostalgia, yang rajin menyapa penggemar melalui aksi panggung bertajuk reuni.
 
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Agung, Andra, Yuke, & Dhani

Para Punggawa:
Keyboardist:
Ahmad Dhani Prasetyo [1986-2011]
Lead Guitarist:
Andra Junaidi Ramadhan [1986-2011]
Lead Vocalists:
Ari Bernardus Lasso [1991-1999]
Elfonda Mekel [1999-2011]
Bassists:
Erwin Prasetya [1986–1999 & 2001–2002]
Yuke Sampurna [2002–2011]
Drummers:
Wawan Juniarso [1986–1988 & 1991–1994]
Sri Aksana Sjuman [1995–1998]
Gabriel Bimo Sulaksono [1998-1999]
Setyo Nugroho [1999–2007]
Agung Yudha Asmara [2007-2011]
 
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Reuni Pendiri

Discography DEWA 19
Studio albums
(1) Dewa 19
(2) Format Masa Depan
(3) Terbaik Terbaik
(4) Pandawa Lima
(5) Bintang Lima
(6) Cintailah Cinta
(7) Laskar Cinta
(8) Republik Cinta
Compilation albums
(1) The Best of Dewa 19
(2) Kerajaan Cinta
Live albums
(1) Atas Nama Cinta I
(2) Atas Nama Cinta II
— Singles no album
(1) Juara Sejati
(2) Semakin di Depan
(3) Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia
(4) Bukan Cinta Manusia Biasa
 
Catatan Picisan — bukan cinta manusia biasa persembahan dari surga DEWA 19 Alobatnic and The Battle-Mate & Pelantan
Ahmad Dhani Prasetyo & Andra Junaidi Ramadhan

B.Rb.Kl.281049.37.030816.05:50