— the one and only lovely drive me crazy give me lover’s rhapsody
Mata
yang cinta selalu tumpul dari segala cela sepertihalnya mata yang penuh amarah
kerap memandang segala yang nista.
Sebelum melakoni debut karirnya
bersama 2NE1, Park Bom tinggal di Amerika Serikat dalam rentang waktu yang
panjang untuk melanjutkan sekolahnya di Gould Academy, Bethel, Maine, USA. Saat
menjadi pelajar di sini, dia sempat bermimpi menjadi seorang pemain sepak bola.
Bom juga mulai tenggelam dalam menikmati langgam dengan banyak mengisi waktunya
ditemani lantunan suara kuat Mariah Carey. Hasrat kuat masih menggeliat saat
menjalani masa belajar formalnya di program studi Psychology di Lesley University, Cambridge, Massachusetts, USA.
Hasrat menggeliat tersebut mendadak
sirna sesaat setelah tragedi menimpa salah seorang sahabat intimnya. Kesempatan
menyaksikan laga sepak bola yang melibatkan sahabat intim tersebut yang
disambut bahagia justru berakhir duka. Dalam laga tersebut, sahabat intim Bom
menemui ajalnya. Hal ini membuat Bom sangat terkejut dan mengalami kesedihan
mendalam. Hal ini pula yang membuatnya ‘banting impian’ untuk menjadi
pelanggam.
Suasana duka yang terus menyelimuti
keseharian Bom membuatnya berada dalam masa-masa diselimuti kabut jiwa. Bom
bahkan harus menjalani psikoterapi dan pengobatan psikologis pada saat yang
sama. Agak ironis memang, lantaran dia justru kuliah pada program studi
psikologi. Lebih ironis lagi, pengobatan psikologis tersebut belakangan menjadi
semacam bumerang di kemudian hari.
Tak ada yang mutlak dalam jagat raya
ini. Segala peristiwa dan suasana memiliki beragam rasa, paling tidak memiliki
dua rasa yang sangat jauh berbeda. Bersamaan dengan suasana duka yang dirasa,
Bom merasakan gairah tak biasa muncul dalam benaknya. Di balik peristiwa yang
mendadak membuat Bom tak lagi terampil bermain sepak bola, keterampilan
melanggam pun justru semakin mudah dielaborasinya. Hasrat kuat untuk menjadi
pelanggam pun mulai merasuk jiwa.
Serupa dengan hal tersebut, hasrat
kuat menjadi pelanggam pun tak mutlak segera memberikan kebahagiaan baginya.
Hasrat kuat ini sempat dia sampaikan pada orangtua yang sayangnya tak
mengijinkannya untuk berkarir di ranah musik. Padahal saudara kandung Bom, Park
Go-eun, pun sudah menekuni ranah musik sejak masih berusia sembilan tahun.
Berbekal gairah tak biasa dan rasa
trauma yang masih ada, Bom diam-diam pindah kuliah ke Berklee College of Music,
Boston, Massachusetts, USA, untuk mengelaborasi hasratnya seputar musik. Bom
sebenarnya diam-diam pindah ke perguruan tinggi ini tanpa sepengetahuan
orangtua, walakin sang bibi memberikan dorongan penuh pada pecandu jagung ini.
Selepas menjalani belajarnya di Berklee
College of Music, Bom memilih kembali ke tanah kelahirannya, Korea Selatan,
untuk menekuni karier sebagai musikus dari sana. Bom memilih YG Entertainment
sebagai agensi yang kelak menaunginya. Hanya saja, bakat hebat berpadu hasrat
kuat belum cukup bagi Bom untuk diterima agensi yang dipimpin oleh Yang Hyun
Suk ini.
Penolakan harus rela didapat olehnya
saat mengikuti audisi tahun 2003 & 2004. Penolakan tak menghentikan
langkahnya dengan kembali mengikuti audisi untuk kali ketiga. Gairah tak biasa
diberikan oleh Bom sejak berhasil mengukuhkan dirinya menjadi peringkat pertama
dari ribuan peserta. Alhasil, dia pun berhasil membuka secercah harapan untuk
mewujudkan impian berkarir di industri hiburan sejak 2005.
Bom diberi anugerah suara indah. Anugerah
ini terus diasah dengan kegemarannya dalam berlanggam. Anugerah yang terus
diasah menemukan jalan setelah dia bergabung dengan YG Entertainment yang memberikan
kesempatan padanya untuk unjuk kebolehan dalam berlanggam. Bahkan belakangan
Bom merasakan sentuhan YG Entertainment yang turut membantu dan memberikan
dukungan padanya pada masa-masa kelam.
Mulanya Bom hendak diperkenalkan
sebagai brand solo. Namun hal ini
urung dilakukan setelah agensi memutuskan Bom masuk sebagai punggawa 2NE1.
Dalam kelompok ini, Bom didapuk sebagai lead
vocalist, yang kini berpadu dengan Lee Chae-rin (CL) dan Park Sandara
(Dara). Meski begitu, Bom mendapat kesempatan untuk tampil seorangan sesudah
berpeluh menyelesaikan serentetan pekerjaan mempromosikan brand 2NE1. Kesempatan ini diwujudkan dengan merilis You and I dan Don’t Cry. Melalui dua langgam ini, Bom sanggup keluar dari
bayang-bayang tanpa membayangi brand
2NE1.
Bom sempat tampil bertandem dengan
pelanggam lainnya beberapa
bulan sebelum 2NE1 kembali
merilis album penuh Crush. Dia urun
suara dengan Lee Ha-yi dalam melantunkan All
I Want for Christmas is You milik Mariah Carey. Bom memang sangat
menggandrungi Carey. Berkesempatan melantunkan secara resmi karya teladan
adalah satu peristiwa yang layak dikenang. Terlebih Bom dan Hi tak melantunkan
persis seperti versi Carey. Aransir ulang yang dilakukan membikin keduanya bisa
saling melengkapi tanpa saling membayangi.
Aransir ulang tersebut membikin
langgam yang mulanya bernuansa ceria dalam kebersamaan berubah dengan memiliki
suasana rindu dalam kesendirian. Ketika dilantunkan Carey, terdapat rasa bahwa
perayaan yang identik dengan peristiwa keagamaan bisa dilakukan dengan penuh
kegembiraan. Sementara ketika dilantunkan Bom, terdapat semangat dalam
menjadikan momentum sakral tetaplah sakral.
Pesona Bom membuatnya mendapatkan
ketenaran istimewa. Walau demikian, hal ini tak lantas membuatnya melupakan
kebersamaan keluarga dan sahabatnya. Dia tetap melantan ikatan dengan liyan serta memiliki kebiasaan
mengabadikan segala peristiwa bermakna baginya. Bom rajin menyambangi
orang-orang yang memiliki ikatan batin dengannya. Bahkan saat orang tersebut
sudah berpindah alam, dia rajin menyambangi ke makam.
Pesona yang membuatnya digemari, dicintai, bahkan
digilai tetap disertai sikap rendah hati. Pujian dan sanjungan tak membuatnya melayang
sepertihalnya hinaan dan cacian tak membuatnya mati. Bom hanya berusaha mementaskan kesehariannya selaras dengan
nurani. Pementasan yang ada kalanya dipuji serta ada saatnya dicaci ini
hanyalah sebagai usahanya agar dirinya tak dianggap beda dengan bersikap
manusiawi. Bom tahu diri, sebagai seorang penghibur yang memiliki penggemar, segala
hal terkait dirinya menjadi sorotan. Walakin dia acuh saja tak berusaha menjaga
jarak dengan lingkungan.
Saya termasuk salah satu penggemar
berat Bom. Saya mencintai Park Bom. Ini bukan cinta laki ke puan lho ya. Tapi ketika kariernya yang
sedang bergerak memuncak tiba-tiba dirisak riak kuldesak, ada rasa getun yang sulit diutarakan. Bom
memiliki daya dorong luar biasa pada saya. Dia sanggup membawa batin saya larut
terhadap suatu hal. Saking hanyut emosi itu sampai pementasan perilaku tak bisa
durunut dengan nalar biasa. Bom itu membahagiakan banyak orang meski dia
sendiri bilang hidup saya ini tidak happy.
“From
the outside, I seem happy a lot. But, I'm human and it's not possible to always
be happy.” ungkap puan
Aries ini.
B.Sb.Kl.151249.37.170916.02:37