The Leader

John Terry

“He is that good a leader and was born to be captain.”
– Dan Petrescu on John Terry

 
Since Then Never Stopped [Source: Chelsea FC gallery]
Terry mulai masuk tim utama Chelsea sejak musim 1997/1998. Saat itu, ia bersama Stephen Broad dan Earl Mark Sean Stein terdaftar dalam skuat cadangan. Ketiganya sama-sama bermain sebagai pemain bertahan dan sama-sama tak pernah bermain di tim utama musim tersebut. Bahkan ketiganya belum mendapatkan nomor punggung.

Baru pada musim selanjutnya, 1998/1999, Terry terdaftar dalam skuat utama. Terry mengenakan nomor punggung 26 yang nganggur sesudah Laurent Charvet mengakhiri masa peminjamannya di Chelsea dari AS Cannes. Nomor punggung yang terus Terry pakai selama berseragam The Blues.

Debut Terry di Chelsea tak istimewa karena semua pemain muda mengalaminya. Ia memulai debutnya dari bangku cadangan saat timnya sudah aman. Masuk menggantikan Daniel Vasile Petrescu pada menit 86, Terry bermain sebagai bek kanan menghadapi Aston Villa di Piala Liga.
 
Terry against Aston Villa [Source: turner.com]n
Dalam pertandingan yang dihelat di Stamford Bridge pada 28 Oktober 1998 ini, Chelsea tertinggal lebih dulu melalui gol Draper pada menit 10. Namun Chelsea berhasil menyamakan skor sebelum turun minum. Gol Vialli pada menit 32 membuat keadaan menjadi imbang. Di babak kedua, Vialli mulai menggila. Pemain yang saat itu juga menjadi manager tersebut mencetak gol pada menit 67, untuk membalik keadaan. Flo menjauhkan selisih skor pada sesudah mencetak gol pada empat menit kemudian. Dan pada menit 85, Vialli menggila dengan mencatat hat trick.

Sembari merayakan golnya, Vialli memberi instruksi ke pinggir lapangan untuk menarik keluar Petrescu. Hal ini justru mengubah keadaan. Perescu menunjukkan sikap kecewa ketika ia harus ditarik keluar digantikan Terry. Dennis Wise, kapten saat itu, menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan tingkah battle-mate asal Rumania ini. Vialli sendiri tampak melongo sejenak. Sementara Terry seakan tak peduli apapun yang terjadi, dengan sumringah masuk ke dalam lapangan.

Selain Terry, Vialli juga memberikan kesempatan dua pemain lain lulusan akademi untuk melakoni debutnya. Neil Clement mengganti Mark Nicholls menit 77 kemudian Jon Harley masuk mengganti Vialli menit 89. Sayang hanya Terry yang sanggup berkembang dari tiga pemuda yang dimainkan malam itu.

Sayang juga Chelsea gagal melaju lebih jauh di ajang ini. Langkah mereka terhenti di babak perempat final sesudah gol Vialli gagal menyelamatkan Chelsea dari kekalahan 1-2 dari WimbledonChelsea tersingkir enam hari sebelum Terry genap berusia 18 tahun.

Debut Terry di Premier League terjadi pada Boxing Day 1998 di The Dell. Dalam pertandingan menghadapi tuan rumah Southampton tersebut, Terry masuk mengganti Gus Poyet (Gustavo Augusto Poyet Domínguez) pada menit 73. Chelsea tampak sudah puas dengan keunggulan dua gol tak berbalas. Gol Chelsea dicetak oleh Flo pada menit 20 dan Poyet pada menit 48. Sementara Poyet diganti Terry, 10 menit sesudahnya Flo digantikan oleh Mark Nicholls.

Kemenangan tersebut mengukuhkan posisi Chelsea di puncak klasemen sementara. Sayang di akhir musim, mereka tertinggal 4 angka di bawah Manchester United yang menjadi juara, dan 3 angka dari Arsenal. Chelsea pun harus puas duduk di peringkat ketiga. Posisi yang membuat mereka meraih tiket maju ke babak kualifikasi ketiga UEFA Champions League.

Debutnya bermain penuh baru terjadi sepekan kemudian ketika Chelsea menghadapi Oldham di FA Cup. Chelsea berhasil menghempaskan perlawanan tuan rumah dengan dua gol tak berbalas dari Vialli, masing-masing dicetak pada menit 68 dan 75.

Terry bertandem dengan Michael Wayne Duberry di jantung pertahanan, di-sanwich Marcel Desailly dan Graeme Pierre Le Saux. Sementara di bawah mistar berdiri Eduard Franciscus de Goeij. Kelimanya berhasil mempertahankan keperawanan gawang Chelsea dari serbuan pemain The Latics.

Sayang sekali laju Chelsea di FA Cup musim itu dihentikan Manchester United. Keduanya bersua pada babak keenam di Old Trafford pada 07 Maret 1999. Nir-gol sepanjang pertandingan memaksa mereka bersua kembali di Stamford Bridge 10 Maret 1999. Ironisnya, Chelsea justru kalah 2-0 di kandang.

Selain melakoni debut domestik, pada musim tersebut, Terry juga melakukan debut dalam laga kontinental. Ia bermain penuh dalam ajang UEFA Cup Winners' Cup menghadapi Vålerenga Fotball, klub asal Oslo, Norwegia. Pertandingan ini berlangsung di Ullevaal Stadion pada 18 Maret 1999.

Pertandingan tersebut merupakan babak perempat final. Chelsea bermain habis-habisan di pertemuan pertama dua pecan sebelumnya dengan menggulung tim tamu tiga gol tak berbalas. Ketiga gol dicetak oleh Babayaro, Zola, dan Wise. Hal ini memberikan rasa aman bagi Chelsea ketika melakoni laga kedua di Norwegia.

Walau demikian, Chelsea tetap mampu memenangkan pertandingan dengan skor 3-2. Kemenangan menyeluruh 6-2 membawa mereka melaju ke babak selanjutnya. Sayang mereka harus takluk oleh Mallorca dengan skor total 2-1 dari dua pertemuan.

Secara keseluruhan, Terry tampil sebanyak 7 kali di musim perdananya tersebut. Dua kali sebagai pemain pengganti di Premier League, sekali sebagai pemain pengganti di FA Cup dan Piala Liga, serta tampil penuh dua kali di FA Cup dan sekali di UEFA Cup Winners' Cup.

Musim perdananya bersama tim utama Chelsea berakhir manis. Walau hanya bermain sebanyak tujuh kali, ia sudah merasakan empat kompetisi berbeda tanpa sekalipun merasakan kekalahan ketika bermain. Di akhir musim ia juga memperoleh apresiasi dari klub sebagai Young Player of the Year. Gelar yang musim lalu diperoleh Kurt Happy Zouma, yang bersiap mengisi tempat Terry kalau pergi.
 
Terry and Zouma [Source: Terry’s Instagram]
Sayang memang Terry tak disertakan dalam tim ketika mereka menghadapi Real Madrid di ajang UEFA Super Cup. Padahal saat itu Chelsea berhasil menghempaskan pasukan arahan Guus Hiddink melalui gol tunggal Poyet pada menit 83. Gol yang membuat Chelsea bersuka cita di Stade Louis II, Monaco.

Lebih dari lima belas tahun sesudah debutnya, ia tetap bertahan dalam skuat utama dan bek tengah terbaik. Kekonsistenan Terry memang luar biasa. Pasalnya ia pernah mengalami cedera berkali-kali, dan sanggup memulihkan fisik juga mental berkali-kali juga.

Fisik kuat, semangat ulet, cerdas membaca keadaan, serta aura dan karisma yang bisa membangkitkan semangat battle-mate nya, berpadu menjadi satu. Pondasi kepercayaan diri yang ditanamkan sejak Gianluca Vialli dan Claudio Ranieri serta kepedulian terhadap lini pertahanan yang ditanamkan Mourinho, mengendap kuat dalam benaknya. Peran Terry di Chelsea lebih dari sekedar pemain. Ia dicintai penggemar dan dihormati lawan.
Terry kini menjadi satu-satunya pemain Chelsea yang mengalami masa transisi dari era Ken Bates ke era Roman Abramovich. Ketika Mourinho datang, The Special One menetapkannya menjadi kapten klub. Musim perdana bersama Mourinho menjadi musim termanis bagi Terry. Ia merasakan indahnya perjuangan yang berakhir dengan mengangkat tropi Piala Liga dan tropi Premier League, serta mendapat apresiasi resmi berupa PFA Player of the Year. Terry menjadi sosok penting dalam pertahanan satu tim sepanjang sejarah permainan Inggris.

Sayang pada musim terakhirnya ini, situasi tak seindah seperti diharapkan. Tak juga buatnya, tak juga buat Chelsea. Meski demikian ia masih bisa menahbiskan diri sebagai pemain yang sanggup bermain sebanyak 700 pertandingan berseragam Chelsea di berbagai kompetisi. Walau dalam pertandingan bersejarah tersebut Chelsea harus menyerah dari Everton di FA Cup, 12 Maret 2016.

B.Km.Lg.291049.37.040816.23:55