Britney


— malar memuncak, terkapar kuldesak

Britney berhasil mewarisi darah ibunya, Lynne Spears (Lynne Irene Bridges) yang merupakan seorang guru. Puan kelahiran McComp, Missisipi, 02 Desember 1981 ini berhasil menjadi seorang yang di-gugu (memotivasi) dan di-tiru (menginspirasi). Tak hanya di lingkungan keseharian, juga sanggup melintasi ruang dan waktu.

Britney juga berhasil memadukan warisan ibu dengan warisan ayahnya, Jamie Spears (James Parnell Spears), seorang kontraktor bangunan. Sebagai seorang yang bisa memotivasi dan menginspirasi, Britney berhasil menjual dirinya melalui jalur sebagai penghibur.

Impian menjadi penghibur sudah dipendam dalam sukma sejak lama. Britney merasa gairah tak biasa ketika dia bertingkah laiknya penghibur papan atas ketika bernyanyi dengan suara polosnya sembari menari dengan tubuh mungilnya. Hal ini membikin orangtuanya kagum akan keberanian berekspresi yang ditampakkan oleh Britney sejak usia dini.

Sejak usia dini pula keduanya sepakat membantu mewujudkan impian Britney dengan mendaftarkan putri kesayangan ini ke sebuah sekolah musik. Orangtua Britney tak pernah memaksa putri penurutnya mengikuti kehendak mereka, malah orangtuanya lah yang menyesuaikan diri dengan mendukungnya mewujudkan mimpi.

Berani berekspresi menjadi satu hal yang selayaknya dilatihkan pada masa balita. Entah berekspresi melalui gambar, rupa, gerakan, hingga tulisan. Keberanian berekspresi memberi semangat pada balita agar tak ragu mengungkap isi hati dengan penuh rasa yakin diri.

Berani berekspresi pula yang menamamkan benih keberanian agar tak merasa rendah diri ketika terlibat pergaulan dengan liyan. Sementara rendah hati adalah rasa yang selalu mengiringi rasa yakin diri. Orang yang berani berekspresi memiliki dua sisi berkelindan itu: yakin diri dan rendah hati. Meski seringkali yakin diri dilihat sebagai arogansi dan rendah hati dinilai sebagai wujud rendah diri.

Keberanian berekspresi inilah yang dimiliki oleh Britney dan terus diasah dengan dukungan orangtua , tetangga, teman, dan lingkungan tempat dia menghabiskan masa anak-anaknya. Britney tak canggung memanfaatkan microphone yang nganggur untuk segera di-comot-nya ketika dia sedang bermain di taman.

Dengan yakin diri Britney menyanyi melalui pengeras suara sembari memeragakan kelincahannya dalam menari hingga memancing perhatian. Peristiwa yang disaksikan langsung oleh Jamie semakin meyakinkan sang ayah bahwa Britney akan bisa meneruskan darah bisnis melalui jalur sebagai penghibur.

Jamie dan Lyyne terus menerus mendukung Britney bukan hanya mereka ‘sudah’ melihat ‘masa depan’ putrinya. Mereka sangat terkesan dengan ketekunan Britney dalam menjalani kewajibannya sebagai pelajar sekolah. Britney rajin mempelajari pelajaran sekolah setiap malam maupun dini hari sebelum kembali ke sekolah.

Catatannya selama di sekolah juga bagus, baik nilai yang tercatat di laporan penilaian dari guru maupun catatan kehadirannya. Bahkan Britney pernah mengukir catatan menawan dengan tanpa absen selama satu tahun ajaran. Hal ini tentu membahagiakan kedua orangtua.

Ketika rasa bahagia sudah diberikan, segala yang didamba pun tak perlu diminta. Sempat membicarakan sejenak, orangtua Britney belakangan sepakat melepas Britney untuk merantau ke New York. Hal ini sebagai langkah awal Britney untuk merambah ranah penghibur profesional.


Hasrat kuat membuat Britney tak lelah mengelaborasi diri melalui belajar sendiri maupun berkompetisi. Semua ini dilakukan untuk meningkatkan kualitasnya sembari mencari peruntungan untuk bisa dikenal. Dia mengisi waktunya dengan menyanyi, menari, memainkan instrumen musik, hingga sekedar menyimak karya-karya musik beragam warna. Sebagai sambilannya dalam berupaya menjadi penghibur, dia juga ikut serta dalam tim basket.

Sebagai unjuk kebolehan, Britney tak lelah mengikuti ragam kompetisi. Mulai dari kompetisi menyanyi, menari, bahkan senam. Catatan manis berhasil ditorehkan ketika dia mengikuti kompetisi menyanyi yang diselenggarakan di Bellmont, Baton Rouge, Lousiana. Dia berhasil menjadi juara saat usianya lebih muda ketimbang peserta lainnya.

Catatan yang memberikan keyakinan bahwa dia bisa lebih menarik daripada lainnya ini berlanjut dengan keikutsertaannya dalam sebuah ajang pencarian bakat untuk dikomersilkan, Miss Talent USA. Apresiasi sebagai juara didapatnya dengan hadiah materi berupa mahkota, bunga, piagam, dan uang sebesar $ 1.000.

Catatan tersebut dipermanis dengan penampilan sebanyak dua kali di ajang serupa Star Search. Dari Star Search inilah Britney mencapai gerbang dengan diundang mengikuti audisi yang diselenggarakan oleh The Mickey Mouse Club (MMC). Sayang, ketika gairah sedang memuncak, justru langkah Britney harus dihentak sejenak. Usia yang terlampau muda (8 tahun) membuatnya ditolak.

Penolakan tak membuat semangatnya padam. Terlebih orangtua selalu memberikan dukungan psikis dan sang produser MMC turut peduli dengan mendukungnya secara teknis. Sang produser, Matt Casella, mengabari kawannya, Nancy Carson, yang bekerja dalam agen pencarian bakat untuk memoles Britney. Paduan dukungan psikis dan teknis tentu saja sangat berdampak padanya, apalagi saat itu kedua orangtuanya masih hidup harmonis bersama. Britney tak lama-lama segera melupakan penolakan dari MMC beberapa waktu sebelumnya.


Sebagai jalan menempa diri, sembari diasuh Nancy, Britney memberanikan diri mendaftarkan dirinya di dua sekolah sekaligus. Hal ini demi memberikan pengalaman dalam menyanyi dan menari. Dia sanggup menjalani masa-masa diasuh Nancy sambil mengikuti latihan di Off-Broadway Dancer Center dan Professional Performing Art School. Pada masa ini Britney merasa benar-benar ditempat laiknya besi mentah yang ditempa menjadi keris. Ditempa keras melatihkan jiwanya agar tak mudah terhentak ketika dirisak riak.

Dengan kualitas diri yang semakin meningkat, Britney kembali mengikuti audisi. Dari beragam audisi yang diikuti, hanya satu yang berhasil dia menangkan. Satu-satunya audisi tersebut adalah audisi yang diselenggarakan oleh Ruthless yang sedang mencari tambahan orang untuk ikutserta mengambil bagian. Dalam drama ini komedi ini Britney mendapat bagian memerankan gadis manis yang kemanisannya terselubung oleh sikap badung.

Penampilan memukau di Ruthless menjadi batu loncatan untuk lebih tinggi menggapai mimpi. Sesudah sempat ditolak sebelumnya, kali ini Britney kembali ke MMC dan berhasil diterima. Di usianya saat itu, menjadi bagian di depan layar MMC adalah ambisi terbesar yang dimiliki Britney. Mousekeeter menjadi peran yang harus dia lakoni di tempat yang mempertemukannya dengan dua orang yang kelak berkaitan erat dengannya: Justin Timberlake dan Christine Aguilera. Hal ini seakan menjadi kado milad-nya kesebalas lantaran terjadi pada Desember 1992.

Walau datang dengan ambisi besar, Britney tak mau lama-lama di sini. Dia hanya sekali menandatangani kontrak berdurasi dua tahun yang setelah habis tak diperpanjang lagi. Britney lebih memilih untuk segera memulai impian lamanya menjadi penyanyi sekaligus penari. Hal ini membuatnya bergentayangan dari audisi ke audisi.

Hingga akhirnya Britney berlabuh ke agensi arahan Lou Pearlman yang sedang hendak membentuk Innosense. Sebuah girl group yang dirancang menjejak Spice Girls. Di sini Britney berjumpa dengan empat kandidat lainnya: Nikki DeLoach, Danay Ferrer, Mandy Ashford, dan Amanda Latona.

Britney sempat yakin bahwa dia bakal berkarir sebagai bagian grup, bukan solo. Menjadi bagian grup atau solo bukanlah masalah baginya. Britney hanya ingin mewujudkan impian untuk bisa tampil sebagai penghibur dengan tampil bernanyi sekaligus menari. Innosense memiliki rancangan yang seleras dengan impiannya ini.

Sayang lantaran tak sreg dengan gerakan tari yang harus diperagakan punggawanya, Britney memilih undur diri. Britney pun lebih memilih untuk ‘terbang tinggi seperti elang’. Tanpa berlama-lama, Jive Records segera menyapanya. Suara unik Britney membuat label rekaman ini tertarik.

Jeff Fenster, salah satu pengurusnya, memuji Britney, “It's very rare to hear someone that age who can deliver emotional content and commercial appeal.” Yang dilanjut, “For any artist, the motivation—the 'eye of the tiger'—is extremely important. And Britney had that.

Britney dan Jive Records pun segera menjalin kesepakatan tertulis secara resmi. Setelah kata sepakat didapat, dimulailah kerja sama komersial ini untuk menggelinjang di industri. Britney diorbitkan sebagai penyanyi solo. Debut menyapa massa dilakoninya melalui tembang tunggal Baby One More Time yang dirilis pada 23 Oktober 1998.

Sempat ada perbedaan pendapat ketika tembang ini hendak dilengkapi dengan video musiknya. Semula Jive Record mengusulkan video musik tembang perdana ini seperti Power Rangers, yang saat itu sedang berkibar di kalangan anak-anak.



Sayang usulan itu tak selaras dengan kehendak Britney. Britney merasa usulan itu memang cocok buat anak-anak walakin kurang menarik bagi remaja akhir sepertinya. Sebagai penguat penolakan, Britney kemudian memberikan usulan sendiri. Dia mengusulkan agar video musik dirancang untuk memberikan kesan tentang anak-anak kuliah yang bosan mendengarkan dosennya dan berharap jam pelajaran segara berakhir. Usulan ini segera diterima oleh Jive Records. Keduanya pun langsung bahu membahu mengerjakan video musik Baby One More Time mulai Maret 1998.

Nigel Dick bertindah sebagai pemandu utama dalam proses pengerjaan video musik ini. Rekam jejak Nigel dalam memandu pengerjaan video musik meyakinkan Britney. Sebelum terlibat pengerjaan video musik ini, Nigel telah berhasil mengerjakan beberapa video musik, antara lain Falling into You (Celinde Dion), As Long As You Love Me (Backsreet Boys), Sweet Child O’Mine (Gun N Roses), serta Wonderwall (Oasis).
Britney with Nigel Dick
Keyakinan ini menambah rasa semangat pada Britney. Tahu diri belum pengalaman tampil profesional untuk industri dengan pasaran remaja ke atas, Britney pun tekun berlatih agar bisa memberikan karya sempurna. Sempurna dalam artian hasil dari segala daya dan upaya. Hal ini demi memuaskan penikmatnya sekaligus sebagai jalan agar namanya segera dikenal.

Semangat Britney kian bertambah sesudah Nigel memilih tempat pembuatan video musik ini. Nigel memilih tempat yang pernah dipakai oleh John Travolta ketika membuat sinema Grease (1978). Tahu bahwa tempat yang dipilihkan berlegenda, Britney pun kian terpesona.

Video musik Baby One More Time bercerita tentang seorang puan remaja yang baru saja putus ikatan pacaran dengan lakinya. Britney memerankan sendiri puan ini dengan bertandem bersama Chad Spears, sepupunya sendiri, sebagai lakinya. Selain keluarga, video musik ini juga melibatkan sahabat Britney, Felicia Cullota. Oleh pemandu utama, sang sahabat diminta memerankan dirinya sebagai ibu guru yang jutek.

Dengan segala daya dan upaya, tembang tunggal ini segera membuat nama Britney segera dikenal sebagai pendatang baru di kancah dunia hiburan. Jalan manis yang dimulai melalui tembang tunggal ini membuat album penuh yang dirilis 12 Januari 1999 mudah laris.


Sejujurnya Britney tak menduga hasilnya seperti ini walau dia memang mendamba. Britney sedari kecil memiliki rasa tahu diri berpadu yakin diri. Dia tahu diri bahwa sebagai pendatang baru, belum ada jaminan kehadirannya bakal segera diterima.

Dia juga sadar harus beradu dengan karya-karya lainnya saat itu, baik karya dari pendatang baru, seperti Christina Aguilera (album Christina Aguilera) maupun penghibur mapan seperti Robbie Williams (album The Ego Has Landed).

Tak sampai satu setengah tahun, Britney kembali menyapa dengan karya barunya, Oops I Dit It Again. Ketika mengerjakan album penuh yang dirilis 16 Juni 2000 ini Britney mendapat tantangan lebih. Debut yang mendapat sambutan meriah kadang menjatuhkan ke dasar lembah ketika karya berikutnya dianggap tak sebagus sebelumnya.

Terlebih pada saat bersamaan, turut hadir album penuh karya penghibur lainnya, seperti Can’t Take Me Home (Pink), Coast to Coast (Westlife), maupun I Wanne Be With You (Mandy Moore). Walau demikian, kekhawatiran tersebut berhasil dikalahkan harapan dan kerja keras yang dilakukan. Sepertihalnya Baby One More Time, Oops I Dit It Again pun mendapat sambutan hangat.

Berhasil menahbiskan namanya sebagai penghibur mapan. Karir Britney malar menanjak. Dia tak hanya bisa terus bertahan di tengah serbuan nama-nama baru di industri hiburan terutama kancah musik, namun Britney bisa terus berkembang. Kualitas karya yang dikerjakan bersama timnya terus meningkat, jumlah penggemar bahkan penggilanya kian melipat, dan kehadirannya selalu disambut hangat.

Dengan sandang nama yang telah berkibar, Britney memiliki keyakinan diri untuk menggunakan namanya sebagai judul album. Album penuh berikutnya dirilis dengan judul Britney.

Album yang dirilis pada 06 November 2001 ini Britney mulai menampakkan bahwa Britney mulai meninggalkan cita rasa masa remaja. Penampilan ‘berani’ pada sampul album menguatkan kesan ini. Britney mulai berani memamerkan kesintalan badan dalam balutan pakaian yang merangsang naluri laki.

Melalui tembang kesukaan sekaligus andalan dalam album ini, I'm Not a Girl, Not Yet a Woman, Britney hendak mengungkapkan bahwa dirinya tak lagi remaja meski dia belum bisa disebut dewasa. Britney juga mulai unjuk kebolehan dalam menggubah tembang. Lonely, Anticipating, Cinderella, Let Me Be, dan That's Where You Take Me, adalah tembang-tembang yang turut mendayagunakan kemampuan ratunya Birtney Army ini.


Walau tampak telah berada di puncak, Britney baru benar-benar mengentak khalayak ketika merilis album In The Zone, 16 November 2003. Album ini berhasil membawa nama Britney berada di jajaran atas industri hiburan kelas dunia. Britney juga ‘mengembangkan’ penampilan yang mengelaborasi kesintalan badannya.

Keikutsertaan Madonna turut menaikkan raihan pasaran. Keduanya tampil bersama urun suara melalui tembang pembuka Me Against the Music. Tak hanya memadukan suara indah mereka, keduanya pun turut memadukan kesintalan badan menawan. Bahkan sempat ada adegan ciuman antar keduanya. Toxic, tembang yang membuatnya menjulang, menampilkan video musik yang sanggup membuat penikmatnya terangsang.



Bukan hanya raihan menawan di pasaran yang membuat Britney bahagia. Bertandem dengan Madonna pun memberi rasa bahagia tersendiri baginya. Bagi Britney, Madonna termasuk dalam jajaran teladan utama.

Britney banyak meniru pada pemilik pesona tanpa sirna ini. Karena peniruan beriringan dengan karya yang berhasil menjulang, Britney pun sempat digadang-gadang sebagai penerus Madonna.

Mendapat semat sebagai pelanjut legenda adalah satu kehormatan tersendiri meski bisa juga merisak sukma lantaran ada yang membayangi. Apalagi bisa bertandem bersama dalam berkarya?

Sementara Britney menggemari Madonna sejak lama, Madonna kemudian memberi semangat pada Britney dengan memujinya di tengah khalayak. Pujian melalui kalimat diungkapkan seperti, “She’s more than just a woman, she’s incredible and fabulous,” ungkap Madonna. Pujian melalui perlakuan pun diberikan Madonna yang tanpa merasa kehilangan muruah mencium tangan Britney dalam salah satu aksi panggung di depan banyak penggemar.



Bermodalkan empat buah album penuh, Britney kemudian merilis album kompilasi sebagai catatan perjalanan karirnya yang tertuang dalam satu buah album. Britney memberikan catatan perjalanan melalui karyanya yang diberi judul Greatest Hits: My Prerogative.

Tak sekedar merilis ulang tembang lawas, Britney pun menyertakan tiga tembang baru dalam album yang dirilis pada 01 November 2004 ini. Mulai dari Do Something, I’ve Just Begun (Having My Fun), hingga My Prerogative.

Meski hanya album kompilasi, raihan di pasaran terbilang lumayan. Sempat dirisak lantaran melantunkan tembang My Prerogative yang dilantunkan oleh Bobby Brown, Britney berhasil memberikan nuansa rasa beda pada pelantunan kembali tembang ini.



Britney memang segera mendapat tempat di hati penggemarnya sejak awal menyapa. Albumnya banyak dibeli, aksi panggungnya banyak dihadiri, bahkan tak sedikit yang sangat menggilainya. Dia pun hidup dengan sanjung puja dari banyak kalangan. Hanya saja tak semua orang melakukannya. Sepertihalnya akrab dengan pujian dan kata sanjungan, Britney juga karib dengan hinaan dan caci maki. Dia memang tak langsir kata nyinyir dari kalangan pandir yang sirik tiada akhir.


B.Sn.Kl.041149.37.080816.03:32