— Kilau Lampau Bangsa Asia (02)
![]() |
Patung Aryabhatta, Ilmuwan Legendaris India
Sumber: wikimedia.org |
Perkembangan ilmu di India pada akhirnya mendapat pengaruh kuat dari
peradaban Yunani. Pengaruh ini didapatkan setelah wilayah Anak Benua ini
berhasil dibabat oleh pasukan Iskandar al-Akbar (Alexander Agung). Namun
peradaban India sebenarnya sudah berkembang jauh sebelumnya.
Di wilayah sekitar Lembah Indus (kini masuk Pakistan), sudah berlangsung
peradaban kira-kira sejak 3000 SM. Satu milenium kemudian peradaban kebudayaan
wilayah ini punah. Saat peradaban ini padam, Yunani masih temaram.
Karya agung dari masa ini antara lain Veda, Bhagavad Gita, serta Upanishad. Dari peninggalan ini,
terdapat tanda-tanda yang menunjukkan mereka telah memakai sistem bilangan
desimal. Kaidah yang serupa dengan ‘dalil Pythagoras’ juga sudah dikenal.
Kaidah ini sudah digunakan untuk menentukan ukuran altar jauh sebelum
Pythagoras menemukan kaidah untuk menghitung sisi panjang segitiga siku-siku
ini. (Benar atau salah dalil tersebut ditemukan Pythagoras bukan urusan saya wekkk).
Kepercayaan Hindu yang menyebutkan bahwa segala sesuatu yang tampak hanya
maya belaka sepertinya berpengaruh kuat terhadap Veda. Dampaknya mereka kurang bergairah mengamati langit dengan
seksama. Mereka tak peduli dengan pergeseran posisi planet terhadap bintang
sepanjang waktu. Benda-benda langit disangka semu. Untuk apa mengamati hal yang
semua dengan seksama? Wajar jika di dalam Veda
tak ditemukan tanda-tanda bahwa mereka telah mengenal planet.
Peradaban ini kemudian punah satu milenium kemudian. Peradaban ilmiah yang
sebelumnya punah, kembali dihidupkan beberapa abad setelahnya.
India menjadi korban keganasan Iskandar al-Akbar dari Yunani. Setelah
membabat Timur Tengah, pasukan dari Yunani ini menyerbu India pada 327 SM.
Penyerbuan ini memiliki banyak dampak, antara lain kembali menyalanya peradaban
ilmiah di India. Tak hanya kembali hidup, juga terjadi perubahan pandangan
secara radikal terkait langit.
Jika sebelumnya tak ada perhatian sama sekali terhadap langit, kini justru
mereka mengembangkan astronomi dari ilmuwan Yunani. Varahamihira, sekitar 505
M, menulis tentang bola dan lingkaran di langit yang sistemanya mirip dengan
sistem yang dulunya pernah dikembangkan di Yunani.
Hubungan India saat itu tak hanya dengan Yunani saja. Sejak abad ke-2
mereka memiliki hubungan mesra dengan tetangga, Tiongkok. Hubungan ini terjalin
berkat misionaris Buddha yang pergi ke sana. Ada upaya di laboratorium India
untuk menemukan ramuan hidup kekal sebagaimana terjadi di Tiongkok (dan juga
Eropa).
Di India ramuan dalam bidang kimia ini dihubungkan dengan pembuatan emas,
yaitu dengan mencampur air raksa dan belerang. Kedua unsur ini mencerminkan ke-manunggal-an sifat kelakian dan
kepuanan. Tak bisa disangkal, ilmu alam dan ilmu sihir masih berkelindan di
masa ini.
Matematika menjadi kekuatan utama India. Mereka berhasil menyumbangkan
penemuan paling mengesankan berupa bilangan nol. Selain itu, mereka juga turut
berperan dalam pengembangan sistem bilangan desimal yang kini biasa digunakan.
Persamaan aljabar umum yang cukup rumit juga berhasil dikuasai. Aryabhatta (475-550 M) tercatat sebagai pengguna sinus sudut untuk kali
pertama.
Bersambung
….
B. Sb.Lg.200949.37.250616.11:38