Gone Never Forgotten


Literate About Paul Dehart Hurd
 
Paul Dehart Hurd Scientific Literacy
Paul Dehart Hurd
Dari semua jurnal yang saya baca termasuk yang dibaca sekilas saja, terdapat satu sosok penting dalam ranah Scientific Literacy (Literasi Sains). Sosok yang ‘hanya’ gara-gara mencetuskan frasa ‘Scientific Literacy’ membuatnya menjadi an immortal person. Walau pengertian Literasi Sains terus berubah, namun tetap saja selama frasa itu dipakai, namanya akan selalu disebut. Mirip dengan Likert, walau ketika ia menuliskan karyanya tentang skala penelitian United Nations belum dibentuk, walakin hingga kini ia masih hidup. Hidup dalam beragam penelitian yang menggunakan skala Likert.

Paul DeHart Hurd namanya. Sosok tersebut tak cakep-cakep amat sebenarnya. Kalau dibandingkan dengan Paul Adrien Maurice Dirac atau Richard Phillips Feynman yang masa edarnya di Planet Bumi sempat bersinggungan dengan masa Hurd, juga masih kalah cakep. Apalagi dibandingkan dengan John Winston Ono Lennon, sudah kalah cakep, kalah populer pula. Sejak ilmuwan tak lagi dipandang seniman, nama mereka kalah bersinar dengan seniman.

Terlebih setelah seniman kalah pendapat dan pendapatan dengan pekerja pasaran, ranah ilmiah dan seni bukan lagi menjadi barang mewah. Beruntung masih ada ajang MotoGP, walau ilmuwan dan seniman di MotoGP tinggal Valentino Rossi seorang, tapi okelah. Ada bagusnya Rossi memperpanjang kontrak dengan Yamaha hingga 2018, sembari menanti badal-nya Rossi.

Paul DeHart Hurd lahir pada 25 Desember 1905 di Denver, Colorado, Amerika Serikat (AS). Tanggal yang sama dengan peringatan Natal versi tanggal populer di AS. Andai Mariah Carey sudah merilis lagunya All I Want For Christmas is You sebelum Paul lahir, mungkin lagunya bisa menjadi lagu kenangan terindah. Hanya saja Carey baru lahir sesudah Paul menunjukkan kecakapannya sih.

Paul tercatat sebagai lulusan sekolah menengah di kota kelahirannya, Denver. Ia lulus dari Manual High School pada tahun 1925. Lalu ia melanjutkan kuliahnya ke bidang ilmu hayati di University of Nothern Colorado. Di sana ia menempuh dua jenjang kuliah, sarjana dan magister. Kuliah sarjana ia selesaikan pada tahun 1929 di bidang Botani. Sementara kuliah master ia selesaikan tahun 1932 di bidang Ekologi Tanaman.

Lama sekali menjeda kuliah, Paul akhirnya berhasil menyelesaikan kuliah doktornya pada tahun 1949 di Stanford's School of Education. Selain mendapatkan gelar dari kuliah yang ia tempuh, ia juga pernah mendapatkan gelar resmi lainnya sebagai apresiasi pada rekam jejaknya dalam berkarya. Gelar tersebut adalah doktor kehormatan dari Ball State University, Drake University, dan University of Nothern Colorado.

Unjuk kerjanya dimulai dengan menjadi pengajar biologi di SMA sejak tahun 1929. Sepanjang satu dekade, selain mengajar biologi, ia juga menjadi ketua departemen sains dan direktur kurikulum sains untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Greely, Colorado. Baru kemudian ia meninggalkan Colorado untuk hijrah ke Stanford. Di Stanford, Paul tetap mengajar biologi serta menjadi ketua departemen sains di Menlo School and Junior College selama sebelas tahun sejak 1940.

Pada tahun 1951, peran tersebut ia tinggal dan tanggalkan saat mendapat pinangan dari Stanford University School of Education. Di sana ia mengajar mata kuliah yang berhubungan dengan sertifikasi guru sains di SD dan SMP, mengajar dalam perkuliahan pendidikan sains di program doktor, serta memimpin program pembekalan dari institusinya untuk guru kimia, matematika, dan fisika setiap musim panas. Setelah dua dekade unjuk kerja di Stanford University School of Education, ia kemudian dinobatkan menjadi guru besar.

Paul adalah sosok sinting dalam pendidikan. Semangat unjuk kerjanya diserta penampilan prima sepanjang unjuk kerja dibalut dengan pengabdiannya untuk bisa membuat seluruh warga AS turut menikmati perkembangan sains. Dari semangat ini, ia mengembangkan kurikulum dan praktik pembelajaran untuk mengajarkan keterampilan penalaran disertai fakta-fakta dalam penyelidikan ilmiah (Scientific Literacy).

Selain menjadi pelaku di lapangan, ia juga ikut serta berperan dalam penyusun kebijakan. Ia juga rajin melakukan penelitian, mengembangkan kurikulum, ilmu pendidikan, dan melatih guru-guru. Pengalaman ini kemudian menjadi bahan disertasinya tentang analisis pendidikan sains sepanjang paruh pertama abad keduapuluh.

Paul dikenal sebagai orang yang keras kepala. Salah satunya ialah keyakinannya tentang keterkaitan antara pendidikan sains dan kehidupan sosial. Paul yakin bahwa sains seharusnya memiliki keterkaitan sosial bagi siswa sekolah dasar dan sekolah menengah. Mereka, ialah para siswa, harus mendapatkan pengalaman dengan masalah ilmiah sepanjang masa-masa mereka di sekolah.

Pandangan ini sepertinya klise untuk saat ini. Hanya saja saat itu sains cenderung lebih menjadi mata pelajaran yang ‘dogmatis’ dan kurang memberikan pengalaman penalaran. Pandangan ini sendiri kemudian membuat Paul mendapatkan reputasi global dan nasional. Global dan nasional perlu diungkapkan lantaran kadang ada sosok yang memiliki reputasi global namun tak terlampau diapresiasi di kancah nasional. Malah banyak yang sebaliknya, mentereng di nasional namun melempem di global. Pengaruh pandangan Paul ini sudah mulai terasa saat itu.

Semua peran itu dilengkapi kemauannya dalam menulis. Sepanjang hidupnya, ia telah menulis Sembilan buku mengenai aspek historis dan filosofis sains. Termasuk juga ulasan mengenai pendidikan biologi di Amerika Serikat dalam rentang waktu tahun 1890-1960. Kemauannya untuk menulis semakin menggelora sesudah ia berhenti unjuk kerja secara resmi pada tahun 1971. Ia tetap aktif dalam ilmu alam bahkan sesaat menjelang pindah alam pada usia 95 tahun. Keaktifannya tersebut lebih banyak terkait dengan prospek dan arah pendidikan sains pada pergantian milenium. Lebih dari 200 artikel verived untuk rujukan ilmiah ia terbitkan.

Pengaruh kelihaian Paul dalam pendidikan sains selama resmi aktif setengah abad diakui dan mendapat banyak apresiasi. Tulisannya yang tumbuh subur merangsang pemikiran pendidik sains, paling tidak, di seluruh wilayah AS. Ia juga menjadi sosok penting di belakang layar dalam perumusan kebijakan pendidikan sains ketika mulai muncul perhatian yang lebih banyak terhadap pendidikan sains di awal dekade 1980-an. Pandangan sejarah dan pengalaman pribadi yang luas dan dalam menambah daya tawarnya dalam menghubungkan pendidikan sains dengan masalah kepedulian lingkungan dan pemanfaatan teknologi baru.

Walau memiliki kecakapan kelas atas, walakin ia bukanlah ‘intelektual gabus’ yang hanya ‘ngambang’ di atas. Ia gemar menggunakan bahasa populer walau bahas tersebut terkesan ‘bukan bahasa kaum intelektual’. Kelihaiannya dalam menggunakan bahasa populer untuk menyampaikan sains membuatnya menjadi sosok favorit yang dilirik media massa. Wajar kalau ia menjadi penasihat National Academy of Science dan National Science Foundation, terutama untuk bidang studi kurikulum ilmu biologi, dan mendapat kepercayaan untuk berperan resmi di banyak komite negara bagian dan federal sepanjang 1960 hingga 1995.

Apresiasi resmi lainnya yang pernah ia terima adalah Distinguished Service to Science Education Citation dari the National Science Teachers Association (1969); the Apollo Award from the National Aeronautics and Space Agency (1970); the Robert H. Carleton Award untuk National Leadership in Science Education (1979); mendapat kepercayaan memimpin the National Association for Reserch in Science Teaching (1970-1971); dan the Distinguished Contribution to Science Education Research Award dari the National Association for Research in Science Teaching (1987). Paul adalah anggota dari the American Association for the Advancement of Science  dan memegang status anggota kehormatan di eight professional societies.

Paul DeHart Hurd adalah salah satu assabiquna al-awwaluna yang menggemuruhkan kebutuhan pendekatan baru yang dikenal dengan sebutan pendekatan post-modern untuk pendidikan sains sebelum jenjang perguruan tinggi, perkembangan remaja awal dan makna pentingnya untuk kurikulum sains tingkat menengah. Hasrat dan minatnya agar jurang kesenjangan antara sains, teknologi, dan masyarakat, menghentak khalayak. Barangkali ia menginginkan cara berpikir baru untuk menghadapi zaman baru. Ungkapannya, Not just hands-on, but minds-on,” adalah ungkapan mengesankan yang mungkin tak lekang oleh ruang dan zaman.

Paul adalah pendidik sains yang memiliki visi sosial, gagasan mengenai peran sains untuk meningkatkan kehidupan individu dan memperkaya budaya. Ia adalah laki yang sangat dihormati oleh rekan-rekannya dan sangat dikagumi oleh siswa-siswanya. Sengaja atau tak, ia akan tetap hidup sepanjang masa, utamanya sebagai sosok yang berhasil menyuarakan visinya yang mewarnai khazanah pendidikan sains sepanjang pertengahan abad keduapuluh. Paul akhirnya berpindah dimensi setahun sesudah pergantian milenium. Tepat dua hari sebelum ia genap 96 tahun, 23 Desember 2001, ia menghembuskan nafas terakhir.



B.Rb.Po.170949.37.210616.20:41