—The Rock Indonesia & Ahmad Dhani
Bagus
juga Dhani membentuk
The Rock
Indonesia ketika masa kencannya
dengan punggawa The Rock
masih begitu mesra. The Rock
Indonesia adalah grup band tanpa lead
vocalist yang dibentuk
Dhani untuk
menjadi pengiring deretan penyanyi yang mengibarkan bendera Republik Cinta Management (RCM). Namun semakin hari, The
Rock
Indonesia mulai lebih sering mengiringi Dhani yang sedang berjuang mengibarkan bendera
The Rock.
Alhasil, The Rock
Indonesia pun menjelma menjadi seperti namanya, ialah The Rock versi skuat asal
Indonesia.
Skuat perdana
The Rock
Indonesia terdiri dari empat orang: Cameria Happy Pramita (backing vocalists dan lead guitarists), Prinzes Amanda (bassist), Tharaz Bistara (guitarists), Rajasa Ikmal Tobing (drummer).
Prinzes
Amanda yang biasa disapa Icez merupakan
jebolan The Dream Band, audisi untuk membentuk ‘grup band
impian’ yang digagas oleh Doddy Kahitna.
Icez berhasil melaju hingga
babak akhir
yang menyisakan
2 orang bassist. Oleh penyelenggara,
Icez lalu dipadukan
dengan ‘Pare’ Julia Angelia Lepar (lead
vocalist), ‘Cella’ Mario Marcella Handika Putra (lead guitarists), dan ‘Posan’ Haposan Haryanto Tobing (drummer) untuk mengibarkan bendera Kotak.
Tak lama-lama, keempat skuat awal Kotak pun merilis
album penuh mereka
pada Juni 2005. Dengan membawa label Musica Studio's, grup band ber-genre rock ini berhasil menghentak khalayak melalui sapa
perdana mereka.
11 langgam dipersembahkan
dengan dua lagu tunggal berjudul Hilang
dan Terbang (Khayal) menempati jajaran langgam top.
Tak lama-lama
juga, skuat
perdana ini mulai dirisak
riak.
Mereka
harus menghadapi gelombang saat sedang menggelinjang. Bermula dari permintaan
Pare untuk
mundur ke
balik
panggung mulai pertengahan 2006 demi menyelesaikan kuliahnya.
Posisi Pare kemudian
digantikan
oleh Tantri Syalindri Ichlasari, yang sebelumnya bergabung dengan Ares.
Icez
semula tak
langsung undur diri dari Kotak. Sembari
mengibarkan
Kotak, Icez ikut serta
bergabung dengan grup band ‘pengiring’ bernama The Rock Indonesia.
Namun belakangan,
sesudah The Rock
perlahan memudar, kebersamaan
Icez dengan Kotak pun ikut serta
memudar. Pasalnya jadwal The Rock
yang memadat di tengah pemudaran The Rock
memaksa
Dhani membawa The Rock
Indonesia untuk manggung. Perempuan kelahiran
Bandung 08 Juni 1987 pun undur diri dari Kotak, dan
posisinya digantikan
oleh ‘Chua’ Swasti Sabdastantri.
Di
The Rock
Indonesia, Icez bertandem dengan Cameria Happy Pramita. Perempuan yang biasa
disapa Mitha ini lahir di Pangkal Pinang 02 Januari 1986. Kegandrungan Mitha
pada musik sudah dimulai sejak ia masih remaja. Ketika kelas 3 SMP, Mita
tergabung dalam grup band bernama GMF Band.
Perempuan
penggandrung Matthew James Bellamy, anggota Muse yang berposisi sebagai lead vocalist dan lead guitarist, kemudian melanjutkan karirnya bersama V-Mail band
atau The Million Band. Dengan menjadi lead
vocalist dan lead guitarist
seperti Matthew Bellamy, Mitha berpadu dengan Chua (pengganti Icez di Kotak),
Uim, dan Qoqo. Kemampuan dan pengalaman Mitha kemudian membawanya berlabuh ke
The Rock Indonesia.
Sebagai
guitarists, Mitha bertandem dengan
Tharaz Bistara. Sebelum bergabung dengan The Rock Indonesia, Tharaz sudah
menjadi gitaris Taboo Band. Hanya saja, walau ia bergabung dengan The Rock
Indonesia, tak membikinnya undur diri dari Taboo Band. Tharaz berjalan dengan
dua kaki yang sanggup ia lakoni dengan baik.
Drummer sendiri adalah Rajasa Ikmal
Tobing. Laki yang terkenal dengan penampilan ‘heboh’-nya ini merupakan putra
dari pasangan Jelly Tobing dan Utje Anwar. Selain menjadi penggebuk drum di The Rock Indonesia, Ikmal juga
bergabung dengan Portal Band, FLIP, The Zalix, Bertiga, serta berkolaborasi
dengan DJ Schizo dengan nama IKML SCHZ.
Skuat
perdana The Rock Indonesia memulai langkahnya dengan mengiringi Dhani yang
sedang berupaya mengibarkan bendera The Rock. Selain itu, The Rock Indonesia
juga menjadi pengiring penyanyi yang tergabung dalam RCM, seperti Mulan
Jameela. Namun seiring berjalannya waktu, The Rock yang mendapat sambutan
meriah, justru harus menghentikan langkah. Hanya satu buah album saja yang
berhasil The Rock hasilkan, Master Mister
Ahmad Dhani I. Padahal The Rock adalah grup band paling diurus Dhani
setelah Dewa.
Tak
mau ambil pusing, hasrat Dhani untuk bersolo karir (atau secara teknis solo), kemudian
dilanjutkan dengan menggandeng The Rock Indonesia. Kolaborasi ini diumumkan
resmi oleh Dhani di The Rock Café, Kemang, Jakarta Selatan pada 19 Februari
2010. Tak mau grup band ‘anyar’ ini terbayangi oleh The Rock, kolaborasi Dhani
dengan The Rock Indonesia pun diberi nama baru. Lebih dari itu, nama baru ini
juga diperlukan supaya tak riweuh
mengurus kontrak dengan label yang sebelumnya menaungi The Rock (EMI).
Tak
ambil riweuh juga, grup band ini kemudian
diberi nama T.R.I.A.D (The Rock Indonesia & Ahmad Dhani). Dari namanya seakan
Dhani dan The Rock Indonesia tak larut menjadi satu. Lagipula rentang usia mereka
juga sangat jauh. Ketaklarutan Dhani dan The Rock Indonesia juga menjadi tanda
bahwa T.R.I.A.D adalah band nomor dua bagi setiap anggotanya. Selain Dhani yang
sudah berkibar dengan Dewa, saat itu Mita juga sudah lebih dulu mengibarkan
bendera The Virgin bersama Dara Rizki Ruhiana. Tharas dan Ikmal pun memiliki
grup lain yang tetap mereka perkuat di luar T.R.I.A.D.
Tak
mau kalah dengan punggawa lain, Icez belakangan bertandem dengan Pamella
Mariyuana, dengan nama Prinzess Pamella. Pamella adalah backing vocalist para penyanyi RCM. Prinzess Pamella menjembatai konsep
T.R.I.A.D dan The Virgin. Mereka adalah duo dalam bentuk grup band (serupa
Andra and the BackBone yang merupakan solo dalam bentuk grup band). Jika
T.R.I.A.D menghadirkan kolaborasi Dhani-Mitha sebagai pemain utama namun
anggota lain tetap dikedepankan, sementara The Virgin adalah duo, Princezz
Pamella hanya mengedepanan Icez-Pamella namun tetap dalam format grup band.
Belakangan,
Wahyu Sudiro sempat ikut serta dalam T.R.I.A.D. Sebelum bergabung dengan
T.R.I.A.D, laki kelahiran Surabaya 19 Januari 1985 ini lebih dulu bergabung
dengan The Moon sebagai lead vocalists
dan lead
guitarists dan Zewex and the Cuncunzna sebagai lead guitarists. Dua grup band ini sama-sama bagian dari RCM di
awal perintisannya.
Dengan
formasi yang ‘serba main hati’ ini, T.R.I.A.D pun menjadi ‘selir hati’ saja
bagi semua anggotanya. Hanya saja, sambutan hangat didapat T.R.I.A.D. Dhani
yang tak mau jor-joran lagi dalam menggarap album selama masa fluktuasi selera,
memanfaatkan T.R.I.A.D untuk menjadi sarana eksperimennya.
Sejak
diperkenalkan kepada khalayak, T.R.I.A.D sudah menghasilkan tiga buah album
penuh serta beberapa lagu tunggal. Hanya saja album penuh tersebut digarap
dengan menghadirkan beberapa lagu baru saja, dan sisanya adalah lagu lawas yang
diaransir kembali.
Walau
demikian, dalam setiap albumnya, terdapat lagu baru berkualitas yang tak kalah
dengan lagu lama yang diaransir kembali. Ada Mama dalam album T.R.I.A.D
(2010), Ratu di Hatiku, Istimewa, dan
Terbakar (ft. Mulan Jameela) dalam album Istimewa
(2011), Serta Kuingin Lama Pacaran di
Sini, Aku Milikmu II, dan Aku Kamu dalam album Neng Nong Edition (2012). Mereka juga
sempat merilis NKRI Harga Mati
(2013), yang dalam video musiknya Dhani berpenampilan ala militer namun tak
mendapat ‘perhatian lebih’. Baru-baru ini T.R.I.A.D juga menghasilkan lagu
tunggal berkualitas berjudul Hari
Terakhir di Dunia (2016).
Kalau
T.R.I.A.D terkesan ‘semrawut’, wajar saja. Mereka hanyalah ‘selir hati’ bagi
setiap anggotanya, serta lahan mereka pun di arena industri yang secara khusus kepada
remaja. Yang jelas, sambutan yang didapat mereka lebih hangat ketimbang Maha
Dewa, yang sama-sama dibentuk Dhani belakangan. Pasalnya, T.R.I.A.D berdiri
dengan nama sendiri, bukan sebagai upaya untuk melanjutkan pendahulunya seperti
dilakukan Dhani dengan Maha Dewa.
B.Sl.Lg.180737.260416.12:05