Menyambung Separuh Nafas Bayi 19


— bayang-bayang roman picisan

Sesudah merilis lagu tunggal dengan cita rasa fenomemal, Bukan Cinta Manusia Biasa, Dewa sebenarnya hendak mempersiapkan album penuh berikutnya. Beberapa lagu sudah dipersiapkan untuk menjadi pengisi album penuh tersebut. Bahkan lagu berjudul Popularitas Adalah Tuhan dan Juliette, sudah diisi suara Once, serta lagu berjudul Jakarta baru dalam bentuk demo.

Dewa pun sempat tampil bersama Ari Lasso, pendahulunya Once, dalam acara birthday-nya SCTV, 24 Agustus 2010 dengan menyanyikan tembang Kangen dan Elang. Namun tetiba dihentak risakan. Once meminta berhenti dari Dewa.

Kabar ini segera digulirkan oleh Dhani ke Ari Lasso. Dhani dan Ari biasa bercerita tentang kehidupan mereka. Ari adalah salah satu orang dekat Dhani selain Andra. Ketiganya bersama-sama rekan lainnya berpeluh membangun Dewa 19 dari awal hingga kukuh.

Walau Ari kemudian berpisah dengan Dewa dan digantikan Once, hubungan mereka selalu baik. Bahkan Dhani berkali-kali meminta Ari kembali pada masa perlintasan perubahan Dewa tersebut. Hanya saja Ari berkali-kali tak menyanggupi lantaran tahu diri. Ari sedang menjalani masa rehabilitasi dan tak elok baginya untuk terus bersama Dewa. Tak baik bagi keduabelah pihak.

Oleh Ari, Dhani diminta membicarakan kembali dengan Once dan jika Once tetap ingin berhenti dulu, Ari menyarankan Dewa juga berhenti. Andra pun sepakat dengan Ari. Menurut Andra, lebih baik berhenti dulu. Toh secara penghasilan mereka masih bisa mencari sendiri-sendiri. Daripada ngoyo mencari lead vocalist baru yang memaksa Dewa harus mengubah warna mereka. Kalau bagus memang untung. Kalau hangus? Justru buntung!

Setelah otak, tulang punggung, dan tukang teriak lama Dewa membicarakan sejenak, anggota Dewa yang tersisa saat itu mengadakan perjumpaan mendadak. Mereka hendak membicarakan kelangsungan Dewa. Dari perjumpaan tersebut disepakati bahwa Dewa berhenti. Hasilnya lalu diumumkan oleh Dhani selaku leader-nya kepada public.

Dhani yang pintar mengolah kata, justru sangat bingung memilih diksi yang tak kontradiksi. Ia seakan sangat tegruncang ketika mengumumkan Dewa berhenti. Padahal jauh sebelum Dewa bersinar terang, saat mereka masih bersama Ari, Dhani sudah memperkirakan kegetolan nge-band bakal sirna ketika sudah berusia 40 tahunan.

Dhani memang leader, namun ia tak bisa sendiri memutuskan grup band yang dihuni los galacticos tersebut. Dengan berat hati ia memenerima takdir terburuk dari Yang Maha Kuasa. Salah satu gambaran kalau Dhani masih berat hati memberhentikan Dewa ialah ia getol sekali mengadakan konser reuni Dewa.

Walau disambut antusias BalaDewa, Once masih absen dalam konser reuni pada awal-awal sesudah Dewa dinyatakan berhenti. Menurut Once, belum saatnya reuni untuknya. Masih saat yang tepat untuk reuni dan terus bernostalgia bersama Ari.

Selain mengadakan konser reuni, kesempatan ini juga dipakai Dhani untuk membentuk grup band baru, yang menggunakan konsep bermusik ala Dewa. Maha Dewa, grup band tersebut kemudian dibentuk sebagai penyambung ‘separuh nafas’-nya Dewa. Nama Maha Dewa terinspirasi dari Maha Dewi, yang sebelumnya bernama Dewi Dewi. Nama Maha Dewi sendiri dulu diberikan oleh Shinta Dewi (Tata).

Selain menjadi penyambung ‘separuh nafas’-nya Dewa, Maha Dewa juga menjadi jalan keluar rencana tandeman antara Dhani dan Judika Nalon Abadi Sihotang. Ketika Dewa menuju masa-masa berhenti, Dhani dan Judika sedang menggagas kerja sama antara keduanya. Dhani sangat serius menggagas dengan Judika. Pasalnya rencana ini harus repot-repot dibicarakan pula dengan label mereka yang berbeda.

Nyaris saja Judika langsung ditunjuk menjadi lead vocalist Dewa andai tak disepakati berhenti. Apalagi Judika sudah di-‘coba’ ketika Dewa menghadiri undangan konser di Malaysia sesudah Once meminta berhenti.

Rencana menggaet Judika pun tak hanya memberdayakan suaranya sebagai tukang teriak yang baru bagi Dewa. Dhani hendak menjejak Queen yang sepeninggal Farrouk Bulsara merilis album dengan duet bersama penyanyi lain sebagai pengisi suara. Cuma skuat Dewa tak merestui hal ini.

Rencana Dhani dan Judika kemudian diwujudkan melalui Maha Dewa. Semula Dhani hendak mengajak Andra ikut serta ke dalam Maha Dewa. Seperti biasa, Andra mengisi bagian lead guitarist. Selain Andra, nama Joseph Sudiro (bassist band Vox dari Surabaya) pun disertakan dalam perencaan. Penggebuk drum sendiri rencananya diisi oleh Ikmal Tobing, yang sudah bersama Dhani dalam T.R.I.A.D.

Terlihat jelas Maha Dewa direncanakan menyambung Dewa ‘kan? Line-up-nya saja tak ada beda. Bahkan role-nya pun masih hendak memberdayakan Dhani dan Andra. Dhani dan Andra adalah perpaduan yang menjadi nyawanya Dewa.

Bacotan saya boleh dibantah sih. Cuma saya selalu menyebut Dhani dan Andra di Dewa sebagai ‘separuh nafas’-nya. Kalau bacotan saya salah, setidaknya lagu Separuh Nafas adalah hasil keisengan mereka berdua.

Rencana mengisi line-up Maha Dewa dengan kuintro Dhani-Andra-Judika-Joseph-Ikmal akhirnya batal.  Hanya Dhani, Judika, dan Ikmal yang akhirnya resmi masuk formasi hasil perencanaan ini. Posisi guitarist diisi oleh duet Vega Antares Setianegara dan Andry Muhammad ‘Franzy’ (Powerslaves dan Boomerang). dan sedangkan bassist diisi oleh Ariem Christiawan (pencabik bas dari grup band Teaser asal Temanggung).

Tak mau lama-lama, mereka pun langsung tancap gas untuk segera unjuk rasa melalui karya musik mereka. Prototype MahaD ewa seluruhnya menggunakan prototype Dewa yang mengalami sedikit modifikasi. Modifikasi tersebut berupa orientasi mereka adalah pada pasar.

Album yang digarap pun seolah sebagai perkenalan saja serta agar Maha Dewa tak terlampau disilaukan oleh bayang-bayang Dewa. Judika, sang vokalis, juga berusaha selalu masuk nada satu tingkat lebih tinggi ketika membawakan tembang yang dilanggamkan Ari maupun Once sebelumnya.

Maha Dewa segera unjuk karya mereka melalui lagu tunggal Cinta Itu Buta yang dirilis pada 09 September 2011. Hampir dua tahun kemudian, lagu tunggal dengan komposisi berkelas Immortal Love Song dirilis pada Juni 2013. Dua lagu tunggal ini kemudian diikuti dengan perilisan album penuh pertama mereka.

Seperti berkali-kali diungkapkan Dhani sejak 2007 silam, Maha Dewa hanya merilis beberapa gelintir lagu baru. Sisanya adalah lagu lama yang diaransir kembali. Dalam album pertama yang diberi nama Past to Present tersebut, Maha Dewa hanya menghadirkan empat buah lagu baru.

Selain Cinta Itu Buta dan Immortal Love Song, dua lagu baru lainnya adalah Rindu Merindu, yang ketiganya ditempatkan berutuan dari track list pertama hingga ketiga, serta Restoe Bumi II, yang menjadi penutup. Lagu aransir ulang semuanya berasal dari Dewa: Mistikus Cinta, Satu Hati, Roman Picisan, Elang, Cukup Siti Nurbaya, dan lagu ajaib Kirana.

Lagu demi lagu di seluruh album ini berirama rock elektronik. Walau tak terlampau menyiksa telinga, tapi alunan nadanya terdengar berisik. Bahkan peningkatan nada untuk beberapa lagu justru mencemari lagu versi aransir ini.

Judika yang menjadi corong utama grup band ini didukung oleh Dhani dan Vega yang berperan sebagai vokal pendukung. Dhani dan Vega lah yang menjadi ‘nyawa’ Maha Dewa. Vega bisa menempatkan dirinya sebagai tandem bagi Dhani. Ia bisa berperan seperti Andra di Dewa dan Mitha di T.R.I.A.D. Tentu ketiganya memiliki perbedaan.

Album ini dirilis dengan tampilan sampul yang menarik. Font tulisannya dibikin kaku ala font jaman dulu dipadukan dengan latar galaksi serta dilengkapi satu hati bersayap mengepak seperti tampilan album Bintang Lima. Sampul album mampu menggambarkan ungkapan yang dipakai sebagai judul albumnya.

Baik kata, nada, maupun rupa yang diberikan Maha Dewa dalam album perdananya ini sepenuhnya hasil eksperimen sosok yang gemar bereksperimen, Dhani. Dan Maha Dewa menjadi sarana ‘pertaruhan’ eksperimennya, mumpung baru dikenalkan.

Sayang kebersamaan dengan Judika harus sirna. Sejak awal Dhani dan Judika memang berbeda label dan sama-sama sudah dipandang sendiri. Sehingga urusan jadwal pun sulit untuk dipaksakan. Judika kemudian pamit undur diri pada Agustus 2014.

Tak mau lama-lama, Dhani segera menggaet Di Muhammad Devirzha untuk menjadi lead vocalist Maha Dewa. Dhani memang tak mau menjadi lead vocalist di Maha Dewa. Ia sudah melakukannya di T.R.I.A.D, yang prototype-nya berbeda dengan Maha Dewa. Sejak Virzha masuk Maha Dewa, mereka belum merilis lagu baru alih-alih album. Mereka masih sibuk mentas di beberapa panggung.

B.Sl.Lg.180737.260416.12:07