— terpampang kentara dalam kitab kuning
Seiring gencarnya perkembangan kajian
ilmiah di Eropa dan Amerika Serikat, kata ilmiah seringkali diidentikkan dengan
kedua wilayah geografis yang biasa disebut barat tersebut. Dengan barat yang
dicitrakan negatif, kata ilmiah kadang ikut tercemar pula. Hal ini tentu tak tepat. Karena
kajian ilmiah bersifat bebas.
Begitu pula indah yang seolah menjadi
trade mark-nya seni. Seni kadang
dianggap sebagai sarana yang melenakan orang dengan Pelantan semesta alam
(baca: Tuhan). Sehingga pada seniman yang gemar dengan keindahan dituduh yang
tidak-tidak.
Sadar atau tak, sebenarnya hal-hal
ilmiah dan indah telah konsisten diajarkan di pesantren Indonesia. Melalui
pengajaran ilmu Manthiq dan ilmu Balaghah, pelajar pesantren dididik agar
senantiasa bersikap ilmiah dan indah.
Melalui ilmu Manthiq, pelajar dididik mengenai alur berpikir logis. Sebagai
makhluk yang berakal budi, manusia tidak lepas dari aktivitas berpikir. Namun,
saat berpikir, manusia sering kali dipengaruhi oleh berbagai kecenderungan,
emosi, subjektivitas, dan lainnya sehingga tak dapat berpikir jernih, logis,
dan objektif. Ilmu Manthiq memandu
seseorang dapat berpikir dengan cara yang benar.
Berpikir merupakan proses
pengungkapan sesuatu yang belum diketahui dengan mengolah pengetahuan yang
sudah mengendap dalam benak, sehingga yang belum dketahui itu menjadi
diketahui. Faktor yang membuat seseorang salah dalam berpikir adalah: hal-hal
yang dijadikan dasar (premis) tak benar dan formula yang menyusun premis tak
sesuai dengan kaidah Manthiq yang
benar.
Proses berpikir atau argumentasi di
alam pikiran manusia bagaikan sebuah bangunan. Sebuah bangunan akan terbentuk
sempurna jika tersusun dari bahan-bahan dan konstruksi bangunan yang sesuai
dengan teori-teori yang benar. Apabila salah satu dari dua unsur itu tidak
terpenuhi, maka bangunan tersebut tak akan terbentuk dengan baik dan sempurna.
Dua istilah terpenting dalam ilmu Manthiq adalah ilmu dan idrak. Dua kata itu membahas aspek
terpenting dalam pikiran manusia. Para ahli Manthiq
mendefinisikan ilmu sebagai gambaran tentang sesuatu yang ada dalam benak,
sesuatu yang kontradiktif: tahu dan tidak tahu. Sementara idrak merupakan pengetahuan yang didapat secara “tak disengaja”.
Sementara itu, ilmu Balaghah belajar bagaimana
mengungkapkan pikiran dengan ungkapan yang maknanya jelas dan strukturnya
benar. Balaghah sering dipadankan
dengan retorika, teknik pemakaian bahasa sebagai seni, lisan maupun tulisan,
yang didasarkan pada pengetahuan yang tersusun dengan baik. Susunan pengetahuan berupa
penggabungan aturan-aturan keserasian dan estetika kalimat itulah yang dalam
bahasa Arab disebut balaghah.
Balaghah punya tiga cabang ilmu Ma’ani, Bayan, dan Badi’. Ketiganya punya objek kajian masing-masing yang saling melengkapi.
Ilmu Ma’ani menjelaskan pola kalimat berbahasa Arab agar bisa
disesuaikan dengan kondisi dan tujuan yang dikehendaki penutur. Tujuannya
adalah menghindari kesalahan dalam pemaknaan yang dikehendaki penutur yang
disampaikan kepada lawan tutur. Ilmu ini ingin menyelaraskan antara teks dan
konteks. Maka, objek kajiannya pun berkisar pada pola-pola kalimat berbahasa
Arab dilihat dari pernyataan makna dasar yang dikehendaki oleh penutur.
Sedangkan ilmu Bayan bicara tentang penyingkapan, penjelasan, dan keterangan.
Lebih luas, berarti dasar dan kaidah-kaidah yang menjelaskan keinginan
tercapainya sebuah makna dengan bermacam-macam metode (gaya bahasa), bertujuan
menjelaskan rasionalitas semantis dari makna tersebut.
Adapun ilmu Badi’ merupakan kreasi yang dicipta tidak seperti ilustrasi yang
telah ada. Lebih jauh, ia mempelajari beberapa model keindahan stylistika, beberapa pepaes –ornamen perhiasan kalimat- yang
menjadikan kalimat indah dan bagus, menyandangi kalimat dengan kesantunan dan
keindahan setelah disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Mempelajari ilmu Balaghah dan ilmu Manthiq
sangat menyenangkan. Kemampuan bahasa dan refleksi bisa semakin terasah. Hal
ini juga menunjang untuk hobi menulis. Balaghah
dan Manthiq memberikan keterampilan
berbahasa dan berpikir. Piawai berkomunikasi dengan berbagai kalangan, dan
mampu berpikir rasional. Bisa ilmiah dan juga indah. Aplikasinya tak hanya
dalam kata-kata semata, tapi bisa sampai ke segala hal.
B.Ah.Lg.130737.010516.15:02