— riang menggelinjang dalam karam riak kuldesak
Kadang
saya bergumam, “Kalau pengaruh Queen sangat dominan dalam proto-type bermusik Dewa (atau Dewa 19), kenapa kok nama grupnya
tidak diberi nama Ratu saja?”
Bukan
hanya karena Ahmad Dhani Prasetyo sebagai leader
begitu kesengsem sama Queen, juga
lantaran Ari Bernardus Lasso, lead
vocalist kedua mereka, pertama kali jatuh cinta dengan musik juga melalui
langgam gubahan Queen, Bohemian Rhapsody.
Toh
pada saat itu kosakata ‘dewa’ dijadikan nama grup band bentukan Dhani, Erwin
Prasetya, Setyawan Juniarso Abipraja, serta Andra Junaidi Ramadhan ini atas
dasar akronim nama sapaan resmi mereka: Dhani—Erwin—Wawan—Andra.
Ketika
berubah haluan sejenak dengan memainkan musik jazz, dari yang semula rock,
nama Dewa pun sempat ditanggalkan. Nama Dewa baru kembali ketika mereka
berempat kembali ke khittah-nya:
memainkan musik rock, Wawan kembali
menjadi drummer sesudah pergi sejenak,
dan Ari ikut serta bergabung sebagai lead
vocalist menggeser posisi Dhani.
Mungkin
para laki yang sedang getol-getolnya menemukan jati diri itu tak mau terlihat kenes
saja dengan menggunakan nama Ratu. Walau dua orang yang perannya tak bisa
dipandang sebelah mata banyak dipengaruhi oleh Queen (Indonesia: Ratu).
Ratu,
sebagai nama grup, belakangan dipakai Dhani sebagai nama grup duo yang melibatkan
Maia Estianty. Alasan utama memang karena Dhani begitu kesengsem dengan Queen sehingga tabarrukan
dengan menggunkan alihbahasa nama grup asal London tersebut.
Ratu
yang muncul sebelum era Republik Cinta Management (RCM) berhasil menghentak khalayak
saat grup laki begitu mendominasi. Mereka, walau bukan yang pertama, membuka
mata bahwa grup perempuan bisa bicara banyak.
Sayang
cukup sewindu saja sesudah dibentuk Ratu sanggup menggelinjang dengan riang.
Sesudahnya, menjadi pemantik riak yang merisak kehidupan tak berkesudahan.
Di
tengah gonjang-ganjing masa depan Ratu saat itu, Dhani bersama kawan-kawan di
Dewa merintis Dewa female version.
Sebuah grup yang dibentuk bukan untuk menandingi maupun menggantikan Ratu, walakin
menjadi corong suara langgam-langgam Dewa dalam balutan suara perempuan. Andai
Ratu tak berhenti berkibar saat itu, barangkali Dewa female version ini bisa berjalan beriringan apik bersama Ratu.
![]() |
Semar, yang belum jelas jenis kelaminnya. |
Walau
dibentuk untuk menjadi Dewa female
version, grup baru ini tak sepenuhnya memakai proto-type susunan tim dari Dewa.
Tak
diformat menjadi grup band yang semua punggawanya perempuan. Tak seperti grup
band SHE (Sound and Harmony Eclectic) yang dibentuk oleh tujuh orang Mojang Priangan di Bandung pada 22
Februari 2000.
Juga
bukan duo perpaduan vocalist dan instrumentalist. Bukan seperti Ratu yang
dibentuk bersama oleh Dhani dan Maia sesudah Pinkan minta diorbitkan sebagai
penyanyi pada 1999.
Hasrat
menggeliat memunculkan Dewa female
version diwujudkan dengan menggelar ajang bertajuk Obsesi Dewa19 Mencari Dewi Dewi. Ajang ini dilakoni dengan
menggandeng SCTV sebagai media partner-nya
dan digelar di Jakarta dan Bandung, dengan iringan langgam terbaru Dewa saat
itu, Dewi. Tak mau ribet dan untuk
membikin kentara arah grup ini, nama Dewi Dewi lah yang dipilih sebagai nama
grup Dewa female version.
Proto-type Dewi Dewi
diambil dari AB Three (Antero Bagus Three) yang dibentuk pada 13 Agustus 1993.
Bedanya
adalah Dewi Dewi hanya menggelinjangkan kekuatan suara setiap punggawa, tak
seperti AB Three yang memadukan kekuatan suara dengan kelincahan tarian ketika
mentas di atas panggung.
Bedanya
lagi, paduan suara Dewi Dewi pun tak sekedar melantunkan keharmonisan ciri khas
suara setiap punggawa dalam satu genre
musik saja, ialah pop jika di AB
Three, walakin memadukan lantunan tiga genre
sekaligus: rock (pondasi dasar Dewa),
jazz (dinding Dewa), serta pop (atap Dewa).
Gagasan
dasar yang sudah jadi inilah yang kemudian dicari pengisinya melalui ajang
bertajuk Obsesi Dewa19 Mencari Dewi Dewi
itu. Ajang yang memperkenankan punggawa Dewa untuk unjuk kebolehan dalam
mendayagunakan instuisi bermusik mereka. Hanya orang yang sudah expert yang bisa segera ‘mencium’ bakat
hebat. Punggawa Dewa kala itu berupaya membuktikan killer instinct mereka ini.
Ajang
Obsesi Dewa19 Mencari Dewi Dewi juga
menjadi debut RCM dalam mengorbitkan brand
baru dengan muka baru. Juga menjadi ajang ‘pelampiasan’ punggawa Dewa, yang ketika
berusaha bertahan dengan kualitas bermusik mereka, tak diimbangi dengan keadaan
industri musik yang sedang mengalami fluktuasi selera.
Hanya
merilis dua hingga empat langgam baru dilengkapi aransir ulang langgam lawas
adalah jalan keluar jitu untuk tetap unjuk rasa melalui karya musik sekaligus
meraup harta. Hal inilah mengapa Dewa hanya merilis Dewi dan Mati Aku Mati
pada 2007, Perempuan Paling Cantik di
Negeriku Indonesia pada 2008, dan Bukan
Cinta Manusia Biasa pada 2009, sebagai langgam baru. Tak elok bersikap
mubazir, termasuk dalam berkarya.
Setelah
melalui berbagai tahap, terpilihlah tiga orang punggawa Dewi Dewi. Shinta Dewi
(Tata), Carolina Agustine Kamarie (Ina), serta Purie Andriani (Purie). Tata
mengisi bagian rock, Ina pada jazz, serta Purie pada pop. Suara mereka memang benar-benar kuat.
Dewa beruntung bisa mendapatkan mereka dan mereka beruntung bisa terlihat oleh
Dewa.
Dengan
susunan trio ‘ala’ AB Three dengan rasa Dewa ini, ketiganya segera diikat kontrak
dengan RCM. Semua punggawa menandatangani kontrak awal berdurasi lima tahun (13
Maret 2007 hingga 13 Maret 2012). Artinya sepanjang masa itu, ketiganya berada
dalam pengelolaan RCM, baik sebagai bagian Dewi Dewi maupun sebagai Tata, Ina,
dan Purie.
Sembari
menjalani masa-masa kencan, mereka pun segera masuk kamar rekaman. Tak butuh waktu
lama bagi Dewi Dewi untuk segera melakoni debut perilisan album penuh mereka.
Awal Mei 2007, serentetan proses produksi album penuh selesai dan siap diperkenalkan
pada khalayak. Dewi Dewi siap meluncur memperkaya (tak hanya meramaikan) blantika
musik Indonesia.
Dewi
Dewi mulai menyapa dengan Dokter Cinta.
Lagu ini merupakan satu dari dua langgam baru yang digubah Dhani untuk mereka
untuk album perdana. Satu langgam baru lainnya bertajuk Begitu Salah Begitu Benar. Melalui Dokter Cinta, Dewi Dewi menyapa dengan gaya kenes yang diperagakan.
Sembari menampilkan Dhani dalam video musiknya, mereka pun mulai berkibar.
Dalam
langgam berikutnya, Begitu Salah Begitu
Benar, Dewi Dewi tampil dengan perubahan drastic. Jika sebelumnya mereka
tampil kenes laiknya pemudi yang baru memasuki usia kepala dua, kali ini mereka
tampil sebagai wanita. Kesan dewasa yang dimunculkan dalam video musik menguatkan
kualitas musikalitas yang mereka mainkan. Bagi saya, Begitu Salah Begitu Benar adalah karya agung yang berhasil membuat
Dewi Dewi kian bergaung.
Sejumlah
duabelas langgam disajikan dalam album bertajuk Recycle + ini. Selain dua langgam baru tersebut, sepuluh langgam
lainnya merupakan langgam lawas yang diaransir kembali. Roman Picisan, Elang, Cukup Siti Nurbaya, Separuh Nafas, Satu Hati,
Takkan Ada Cinta Yang Lain, dan Kasidah Cinta, menjadi langgam Dewa yang
mereka lantunkan. Dua langgam lainnya merupakan langgam gubahan Dhani yang
dilantunkan penyanyi perempuan, Dansa
oleh Reza Artamevia serta Ini Gila Ini
Cinta oleh Agnes Monica. Satu langgam lagi ialah langgam kegandrungan
Dhani, Love of My Life dari Queen.
Wajar
jika album perdana yang dirilis dengan label EMI ini menggunakan tajuk Recycle +. Sebagai pemerkuat kesan daur
ulang pun, Dhani sengaja mengadopsi rancangan sampul album Gold Medal milik The Donnas yang dirilis pada 25 Oktober 2004. 95%
desain adopsi tersebut sengaja dipertahankan dengan hanya diubah bagian wajah
serta beberapa bagian saja. Tajuk album Recycle
+ menjadi bermakna.
Walau
dirancang sebagai Dewa female version
dan mulai unjuk kebolehan dengan banyak melantunkan langgam-langgam Dewa, Dewi
Dewi berhasil keluar dari bayang-bayang versi lakinya. Tiga bakat hebat yang
terus diasah berhasil berpadu apik dalam pengelolaan ciamik. Kelihaian melantunkan
serta gaya mentas mereka membikin langgam-langgam Dewa terasa lebih kenes dan kadang
dijumpai desah-desah halus yang menggoda.
Keberhasilan
keluar dari bayang-bayang Dewa tak lepas dari kelihaian Dhani mengaransir
langgam-langgam lawas untuk dilantunkan kembali oleh Dewi Dewi. Dhani berhasil
mengaransir kembali langgam-langgam yang sudah dikenal luas milik Dewa dengan
rasa yang berbeda, walakin masih tetap bisa dikenali bahwa langgam tersebut
milik Dewa. Rasa berbeda membikin langgam yang sama bisa mengingatkan pada Dewa
juga Dewi Dewi, bergantung versi yang dimainkan saja.
Roman Picisan, Separuh Nafas, Elang, dan Takkan Ada Cinta yang Lain serta Dansa dan Ini Gila Ini Cinta
diaransir dengan irama nada yang lebih kencang. Bagi saya, Roman Picisan yang dibawakan Dewi Dewi lebih enak disimak ketimbang
yang dibawakan Dewa. Hanya saja alunan nadanya masih megah ketika dibawakan
Dewa. Sekedar selera.
Cukup Siti Nurbaya dan Satu Hati dilantunkan dengan irama slow. Irama slow dengan hanya menggunakan instrument
guitar acoustic dipakai dalam melantunkan langgam Kasidah Cinta. Serupa dengan Roman
Picisan, Cukup Siti Nurbaya pun
lebih mengena batin ketika dilantunkan Dewi Dewi ketimbang Dewa. Sekali lagi,
hanya sekedar selera saja.
Cuma
Love of My Life yang dilantunkan
tanpa ada perubahan dengan mempertahankan suara keyboard dengan irama nada slow.
Tentu suara as-syeikh al-imam Farrokh Bulsara diganti suara
Dewi Dewi. Sulit menyanyikan kembali lagu yang sudah merebak ke tengah khalayak,
terlebih dari grup band yang sangat berpengaruh sepanjang abad. Tapi Dewi Dewi
bisa melakoninya.
Sayang
Dewi Dewi tak bertahan lama. Bermula dari ketak-sreg-an Ina dengan RCM, ia pamit pada Dhani. Undur diri yang mirip
undur dirinya Ari, tak memantik amarah berantai. Baik Dhani, Tata, maupun
Purie, masih kerap menjalin interaksi akrab satu sama lain sesudah pengunduran
diri tersebut. Hanya satu masalahnya: bagaimana kelanjutan Dewi Dewi?
Dhani
sudah pengalaman ketika Dewa ditinggal Ari dan ia menemukan Once, warna Dewa
mengalami perubahan. Sebagai ‘kode’, Dhani menghilangkan angka ‘19’ dari nama
grup bandnya. Nama Dewa pun menjadi awal kebersamaan mereka dengan Once.
Selain
itu, Dhani tipikal orang yang tak mudah mengubah arah. Ia lebih memilih
menghentikan berkibarnya bendera The Rock ketika grup band yang dibentuk atas
dasar ambisi pribadi ini gagal melanjutkan unjuk rasanya. The Rock Indonesia
yang merupakan pengiring The Rock pun kemudian menjadi ‘penyelamat hasrat’ dan
‘kode’ berhenti berkibarnya The Rock ialah dengan menggunakan nama T.R.I.A.D.
Di
tengah kebimbangan ini, Dewi Dewi yang tinggal menyisakan Tata dan Purie sempat
berkolaborasi dengan Mulan Jameela. Ketiga perempuan cantik dengan dua brand berbeda ini urun suara melantunkan
langgam tunggal berjudul Sakit Minta
Ampun.
Langgam
yang kemudian dimasukkan dalam album kompilasi pertama RCM bertajuk The Best of Republik Cinta Artists Vol. I.
Album yang dirilis pada Agustus 2008 ini menjadi penghantar karya tunggal Dewa
tahun 2008, Perempuan Paling Cantik di
Negeriku Indonesia.
Kebimbangan
akan kelanjutan Dewi Dewi berakhir pada bulan yang sama dengan perceraian syar’i antara Dhani dan Maia, Desember.
Melalui jumpa pers yang diselenggarakan di The Rock Café, Jl. Kemang Raya No.7, Bangka,
Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada 23 Desember 2008 malam, Dhani mengumumkan
bahwa Dewi Dewi berhenti dikibarkan.
Sebenarnya
Dhani sangat berhasrat melanjutkan brand
Dewi Dewi. Hasrat ini disampaikan pada dua punggawa tersisa, Tata dan Purie.
Hanya saja, Tata dan Purie meminta agar Dewi Dewi berhenti berkibar saja. Bagi keduanya,
Dewi Dewi adalah trio Tata—Ina—Purie. Kencan
‘ala’ pembentukan Ratu yang diadopsi dalam Dewi Dewi menghasilkan interaksi
intim antar ketiganya.
Dhani
pun tak keukeuh dengan hasratnya
tersebut. Tak mau menyumbat karir Tata dan Purie yang masih berada dalam
tanggung jawabnya sebagai prime commander
RCM, Dhani memutuskan tak jadi mengajukan pengganti Ina yang pergi.
Keputusan
tak mengajukan pengganti membikin ia harus menyusun rancangan untuk Tata dan
Purie, entah solo atau duo. Yang jelas, rancangan Dewi Dewi sebagai trio tetap
dipertahankan. Itulah mengapa akhir 2008 Dhani mengumumkan Dewi Dewi berhenti
berkibar, walau masih ada dua punggawa yang sangup berkibar.
Rancangan
duo kemudian dipilih sebagai jalan karir berikutnya bagi Tata dan Purie selama
bergabung dengan RCM. Oleh Tata, nama duo tersebut diberi nama Maha Dewi,
supaya masih memberikan kesan bahwa Maha Dewi adalah Dewi Dewi minus Ina.
B.Sl.Po.250737.020516.18:15