Dari Dewi ke Dewi (01)


riang menggelinjang dalam karam riak kuldesak


Kadang saya bergumam, “Kalau pengaruh Queen sangat dominan dalam proto-type bermusik Dewa (atau Dewa 19), kenapa kok nama grupnya tidak diberi nama Ratu saja?”

Bukan hanya karena Ahmad Dhani Prasetyo sebagai leader begitu kesengsem sama Queen, juga lantaran Ari Bernardus Lasso, lead vocalist kedua mereka, pertama kali jatuh cinta dengan musik juga melalui langgam gubahan Queen, Bohemian Rhapsody.

Toh pada saat itu kosakata ‘dewa’ dijadikan nama grup band bentukan Dhani, Erwin Prasetya, Setyawan Juniarso Abipraja, serta Andra Junaidi Ramadhan ini atas dasar akronim nama sapaan resmi mereka: DhaniErwinWawanAndra.

Ketika berubah haluan sejenak dengan memainkan musik jazz, dari yang semula rock, nama Dewa pun sempat ditanggalkan. Nama Dewa baru kembali ketika mereka berempat kembali ke khittah-nya: memainkan musik rock, Wawan kembali menjadi drummer sesudah pergi sejenak, dan Ari ikut serta bergabung sebagai lead vocalist menggeser posisi Dhani.

Mungkin para laki yang sedang getol-getolnya menemukan jati diri itu tak mau terlihat kenes saja dengan menggunakan nama Ratu. Walau dua orang yang perannya tak bisa dipandang sebelah mata banyak dipengaruhi oleh Queen (Indonesia: Ratu).

Ratu, sebagai nama grup, belakangan dipakai Dhani sebagai nama grup duo yang melibatkan Maia Estianty. Alasan utama memang karena Dhani begitu kesengsem dengan Queen sehingga tabarrukan dengan menggunkan alihbahasa nama grup asal London tersebut.

Ratu yang muncul sebelum era Republik Cinta Management (RCM) berhasil menghentak khalayak saat grup laki begitu mendominasi. Mereka, walau bukan yang pertama, membuka mata bahwa grup perempuan bisa bicara banyak.

Sayang cukup sewindu saja sesudah dibentuk Ratu sanggup menggelinjang dengan riang. Sesudahnya, menjadi pemantik riak yang merisak kehidupan tak berkesudahan.

Di tengah gonjang-ganjing masa depan Ratu saat itu, Dhani bersama kawan-kawan di Dewa merintis Dewa female version. Sebuah grup yang dibentuk bukan untuk menandingi maupun menggantikan Ratu, walakin menjadi corong suara langgam-langgam Dewa dalam balutan suara perempuan. Andai Ratu tak berhenti berkibar saat itu, barangkali Dewa female version ini bisa berjalan beriringan apik bersama Ratu.

Semar, yang belum jelas jenis kelaminnya.

Walau dibentuk untuk menjadi Dewa female version, grup baru ini tak sepenuhnya memakai proto-type susunan tim dari Dewa.

Tak diformat menjadi grup band yang semua punggawanya perempuan. Tak seperti grup band SHE (Sound and Harmony Eclectic) yang dibentuk oleh tujuh orang Mojang Priangan di Bandung pada 22 Februari 2000.

Juga bukan duo perpaduan vocalist dan instrumentalist. Bukan seperti Ratu yang dibentuk bersama oleh Dhani dan Maia sesudah Pinkan minta diorbitkan sebagai penyanyi pada 1999.

Hasrat menggeliat memunculkan Dewa female version diwujudkan dengan menggelar ajang bertajuk Obsesi Dewa19 Mencari Dewi Dewi. Ajang ini dilakoni dengan menggandeng SCTV sebagai media partner-nya dan digelar di Jakarta dan Bandung, dengan iringan langgam terbaru Dewa saat itu, Dewi. Tak mau ribet dan untuk membikin kentara arah grup ini, nama Dewi Dewi lah yang dipilih sebagai nama grup Dewa female version.

Proto-type Dewi Dewi diambil dari AB Three (Antero Bagus Three) yang dibentuk pada 13 Agustus 1993.

Bedanya adalah Dewi Dewi hanya menggelinjangkan kekuatan suara setiap punggawa, tak seperti AB Three yang memadukan kekuatan suara dengan kelincahan tarian ketika mentas di atas panggung.

Bedanya lagi, paduan suara Dewi Dewi pun tak sekedar melantunkan keharmonisan ciri khas suara setiap punggawa dalam satu genre musik saja, ialah pop jika di AB Three, walakin memadukan lantunan tiga genre sekaligus: rock (pondasi dasar Dewa), jazz (dinding Dewa), serta pop (atap Dewa).

Gagasan dasar yang sudah jadi inilah yang kemudian dicari pengisinya melalui ajang bertajuk Obsesi Dewa19 Mencari Dewi Dewi itu. Ajang yang memperkenankan punggawa Dewa untuk unjuk kebolehan dalam mendayagunakan instuisi bermusik mereka. Hanya orang yang sudah expert yang bisa segera ‘mencium’ bakat hebat. Punggawa Dewa kala itu berupaya membuktikan killer instinct mereka ini.

Ajang Obsesi Dewa19 Mencari Dewi Dewi juga menjadi debut RCM dalam mengorbitkan brand baru dengan muka baru. Juga menjadi ajang ‘pelampiasan’ punggawa Dewa, yang ketika berusaha bertahan dengan kualitas bermusik mereka, tak diimbangi dengan keadaan industri musik yang sedang mengalami fluktuasi selera.

Hanya merilis dua hingga empat langgam baru dilengkapi aransir ulang langgam lawas adalah jalan keluar jitu untuk tetap unjuk rasa melalui karya musik sekaligus meraup harta. Hal inilah mengapa Dewa hanya merilis Dewi dan Mati Aku Mati pada 2007, Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia pada 2008, dan Bukan Cinta Manusia Biasa pada 2009, sebagai langgam baru. Tak elok bersikap mubazir, termasuk dalam berkarya.

Setelah melalui berbagai tahap, terpilihlah tiga orang punggawa Dewi Dewi. Shinta Dewi (Tata), Carolina Agustine Kamarie (Ina), serta Purie Andriani (Purie). Tata mengisi bagian rock, Ina pada jazz, serta Purie pada pop. Suara mereka memang benar-benar kuat. Dewa beruntung bisa mendapatkan mereka dan mereka beruntung bisa terlihat oleh Dewa.
 
Purie Andriani (Purie), Shinta Dewi (Tata), dan Carolina Agustine Kamarie (Ina).
Dengan susunan trio ‘ala’ AB Three dengan rasa Dewa ini, ketiganya segera diikat kontrak dengan RCM. Semua punggawa menandatangani kontrak awal berdurasi lima tahun (13 Maret 2007 hingga 13 Maret 2012). Artinya sepanjang masa itu, ketiganya berada dalam pengelolaan RCM, baik sebagai bagian Dewi Dewi maupun sebagai Tata, Ina, dan Purie.

Sembari menjalani masa-masa kencan, mereka pun segera masuk kamar rekaman. Tak butuh waktu lama bagi Dewi Dewi untuk segera melakoni debut perilisan album penuh mereka. Awal Mei 2007, serentetan proses produksi album penuh selesai dan siap diperkenalkan pada khalayak. Dewi Dewi siap meluncur memperkaya (tak hanya meramaikan) blantika musik Indonesia.

Dewi Dewi mulai menyapa dengan Dokter Cinta. Lagu ini merupakan satu dari dua langgam baru yang digubah Dhani untuk mereka untuk album perdana. Satu langgam baru lainnya bertajuk Begitu Salah Begitu Benar. Melalui Dokter Cinta, Dewi Dewi menyapa dengan gaya kenes yang diperagakan. Sembari menampilkan Dhani dalam video musiknya, mereka pun mulai berkibar.

Dalam langgam berikutnya, Begitu Salah Begitu Benar, Dewi Dewi tampil dengan perubahan drastic. Jika sebelumnya mereka tampil kenes laiknya pemudi yang baru memasuki usia kepala dua, kali ini mereka tampil sebagai wanita. Kesan dewasa yang dimunculkan dalam video musik menguatkan kualitas musikalitas yang mereka mainkan. Bagi saya, Begitu Salah Begitu Benar adalah karya agung yang berhasil membuat Dewi Dewi kian bergaung.

Sejumlah duabelas langgam disajikan dalam album bertajuk Recycle + ini. Selain dua langgam baru tersebut, sepuluh langgam lainnya merupakan langgam lawas yang diaransir kembali. Roman Picisan, Elang, Cukup Siti Nurbaya, Separuh Nafas, Satu Hati, Takkan Ada Cinta Yang Lain, dan Kasidah Cinta, menjadi langgam Dewa yang mereka lantunkan. Dua langgam lainnya merupakan langgam gubahan Dhani yang dilantunkan penyanyi perempuan, Dansa oleh Reza Artamevia serta Ini Gila Ini Cinta oleh Agnes Monica. Satu langgam lagi ialah langgam kegandrungan Dhani, Love of My Life dari Queen.

Wajar jika album perdana yang dirilis dengan label EMI ini menggunakan tajuk Recycle +. Sebagai pemerkuat kesan daur ulang pun, Dhani sengaja mengadopsi rancangan sampul album Gold Medal milik The Donnas yang dirilis pada 25 Oktober 2004. 95% desain adopsi tersebut sengaja dipertahankan dengan hanya diubah bagian wajah serta beberapa bagian saja. Tajuk album Recycle + menjadi bermakna.
 
Sampul album Gold Medal The Donnas (2004)
Walau dirancang sebagai Dewa female version dan mulai unjuk kebolehan dengan banyak melantunkan langgam-langgam Dewa, Dewi Dewi berhasil keluar dari bayang-bayang versi lakinya. Tiga bakat hebat yang terus diasah berhasil berpadu apik dalam pengelolaan ciamik. Kelihaian melantunkan serta gaya mentas mereka membikin langgam-langgam Dewa terasa lebih kenes dan kadang dijumpai desah-desah halus yang menggoda.

Keberhasilan keluar dari bayang-bayang Dewa tak lepas dari kelihaian Dhani mengaransir langgam-langgam lawas untuk dilantunkan kembali oleh Dewi Dewi. Dhani berhasil mengaransir kembali langgam-langgam yang sudah dikenal luas milik Dewa dengan rasa yang berbeda, walakin masih tetap bisa dikenali bahwa langgam tersebut milik Dewa. Rasa berbeda membikin langgam yang sama bisa mengingatkan pada Dewa juga Dewi Dewi, bergantung versi yang dimainkan saja.

Roman Picisan, Separuh Nafas, Elang, dan Takkan Ada Cinta yang Lain serta Dansa dan Ini Gila Ini Cinta diaransir dengan irama nada yang lebih kencang. Bagi saya, Roman Picisan yang dibawakan Dewi Dewi lebih enak disimak ketimbang yang dibawakan Dewa. Hanya saja alunan nadanya masih megah ketika dibawakan Dewa. Sekedar selera.

Cukup Siti Nurbaya dan Satu Hati dilantunkan dengan irama slow. Irama slow dengan hanya menggunakan instrument guitar acoustic dipakai dalam melantunkan langgam Kasidah Cinta. Serupa dengan Roman Picisan, Cukup Siti Nurbaya pun lebih mengena batin ketika dilantunkan Dewi Dewi ketimbang Dewa. Sekali lagi, hanya sekedar selera saja.

Cuma Love of My Life yang dilantunkan tanpa ada perubahan dengan mempertahankan suara keyboard dengan irama nada slow. Tentu suara as-syeikh al-imam Farrokh Bulsara diganti suara Dewi Dewi. Sulit menyanyikan kembali lagu yang sudah merebak ke tengah khalayak, terlebih dari grup band yang sangat berpengaruh sepanjang abad. Tapi Dewi Dewi bisa melakoninya.
 
Sampul album Recycle + Dewi Dewi (2007)
Sayang Dewi Dewi tak bertahan lama. Bermula dari ketak-sreg-an Ina dengan RCM, ia pamit pada Dhani. Undur diri yang mirip undur dirinya Ari, tak memantik amarah berantai. Baik Dhani, Tata, maupun Purie, masih kerap menjalin interaksi akrab satu sama lain sesudah pengunduran diri tersebut. Hanya satu masalahnya: bagaimana kelanjutan Dewi Dewi?

Dhani sudah pengalaman ketika Dewa ditinggal Ari dan ia menemukan Once, warna Dewa mengalami perubahan. Sebagai ‘kode’, Dhani menghilangkan angka ‘19’ dari nama grup bandnya. Nama Dewa pun menjadi awal kebersamaan mereka dengan Once.

Selain itu, Dhani tipikal orang yang tak mudah mengubah arah. Ia lebih memilih menghentikan berkibarnya bendera The Rock ketika grup band yang dibentuk atas dasar ambisi pribadi ini gagal melanjutkan unjuk rasanya. The Rock Indonesia yang merupakan pengiring The Rock pun kemudian menjadi ‘penyelamat hasrat’ dan ‘kode’ berhenti berkibarnya The Rock ialah dengan menggunakan nama T.R.I.A.D.

Di tengah kebimbangan ini, Dewi Dewi yang tinggal menyisakan Tata dan Purie sempat berkolaborasi dengan Mulan Jameela. Ketiga perempuan cantik dengan dua brand berbeda ini urun suara melantunkan langgam tunggal berjudul Sakit Minta Ampun.

Langgam yang kemudian dimasukkan dalam album kompilasi pertama RCM bertajuk The Best of Republik Cinta Artists Vol. I. Album yang dirilis pada Agustus 2008 ini menjadi penghantar karya tunggal Dewa tahun 2008, Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia.

Kebimbangan akan kelanjutan Dewi Dewi berakhir pada bulan yang sama dengan perceraian syar’i antara Dhani dan Maia, Desember. Melalui jumpa pers yang diselenggarakan di  The Rock Café, Jl. Kemang Raya No.7, Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada 23 Desember 2008 malam, Dhani mengumumkan bahwa Dewi Dewi berhenti dikibarkan.

Sebenarnya Dhani sangat berhasrat melanjutkan brand Dewi Dewi. Hasrat ini disampaikan pada dua punggawa tersisa, Tata dan Purie. Hanya saja, Tata dan Purie meminta agar Dewi Dewi berhenti berkibar saja. Bagi keduanya, Dewi Dewi adalah trio TataInaPurie. Kencan ‘ala’ pembentukan Ratu yang diadopsi dalam Dewi Dewi menghasilkan interaksi intim antar ketiganya.

Dhani pun tak keukeuh dengan hasratnya tersebut. Tak mau menyumbat karir Tata dan Purie yang masih berada dalam tanggung jawabnya sebagai prime commander RCM, Dhani memutuskan tak jadi mengajukan pengganti Ina yang pergi.

Keputusan tak mengajukan pengganti membikin ia harus menyusun rancangan untuk Tata dan Purie, entah solo atau duo. Yang jelas, rancangan Dewi Dewi sebagai trio tetap dipertahankan. Itulah mengapa akhir 2008 Dhani mengumumkan Dewi Dewi berhenti berkibar, walau masih ada dua punggawa yang sangup berkibar.

Rancangan duo kemudian dipilih sebagai jalan karir berikutnya bagi Tata dan Purie selama bergabung dengan RCM. Oleh Tata, nama duo tersebut diberi nama Maha Dewi, supaya masih memberikan kesan bahwa Maha Dewi adalah Dewi Dewi minus Ina.
 
Purie Andriani (Purie) & Shinta Dewi (Tata)
B.Sl.Po.250737.020516.18:15