— 2NE1 are different, but not wrong
Yang
Hyun-suk (양현석), ‘bapak’-nya 2NE1, merancang grup perempuan ini untuk menggelinjang selama tujuh tahun saja. Rencana semula begitu. Dari 2009
hingga 2016. Itulah mengapa ketika banyak kabar bergentayangan
yang isinya 2NE1 sudah bubar, black jack (sebutan penggemar 2NE1) biasa saja menanggapinya. Biasa dalam arti tak heran kalau 2NE1 memang berhenti berkibar.
Hanya saja,
musisi yang kemudian berwiraswasta di industri
musik dengan mendirikan YG Entertainment ini berhasrat melanjutkan 2NE1. Semua punggawa yang jumlahnya empat orang diajak bicara terkait rencana kedua ini.
Lee Chae-rin
(이채린) [CL], leader 2NE1, sepakat memperpanjang nafas bersama 2NE1. Dua Park (박), Park Bom (박봄) [Bom] dan Park Sandara (박산다라) [Dara],
juga sepakat. Sayang ketiganya tak dijejaki oleh Gong Min-ji (민지) [Minzy],
yang memilih menyelesaikan kontraknya tanpa tambahan perpanjangan.
Tak enak memang melanjutkan kebersamaan tanpa ada lagi keutuhan seperti awal. Walau demikian, ada
bagusnya juga kepergian Minzy ini tak seheboh kepergian Jessica Sooyoun Jung
(정수연) [Jessica] dari
Girls’ Generation beberapa waktu lampau.
Jessica
pergi dengan amarah sedangkan Minzy,
walau mungkin ada rasa mangkel, tak begitu marah. Perpisahan
Jessica dengan Girls’ Generation yang dilanjutkan dengan SM Entertainment, menimbulkan ‘perang
urat syaraf’ berkepanjangan.
Beda dengan Minzy, yang pergi dengan suasana adem.
Kehadiran 2NE1 dalam blantika musik Korea Selatan (K-Pop) menjadi semacam oase di tengah gurun. Ketika gelombang K-Pop yang mulai dibangun sejak zaman Fin.K.L
(Fin Killing Liberty), grupnya Lee Hyo-ri ( 이효리) [Hyori] sebelum berjalan sendiri, menemukan momentum untuk
menggelinjang lebih luas ditandai hadirnya Girls’ Generation, terjadi semacam
penyeragaman dari grup-grup yang muncul. Wonder Girls yang menggunakan ungkapan ‘wonder’ pun tak jauh beda dengan Girls’ Generation.
Girls’
Generation menggelinjang dengan membawa semangat kelemahlembutan dengan bumbu kekeneasan. Tak hanya dalam
melantunkan langgam saja mereka mengelaborasi habis sisi ini, gaya pentas mereka pun melengkapi. Semakin lama semakin kuat hingga memuncak ketika mereka berhasil menggelinjang dengan Gee.
![]() |
Park Bom, Lee Chae-rin, & Park Sandara. |
Pada
saat-saat seperti inilah 2NE1 muncul dengan memberikan nuansa rasa yang berbeda. 2NE1 hadir bukan untuk melawan Girls’ Generation
walakin untuk melengkapi sisi yang tak digarap grup yang dipimpin Kim Tae-yeon
tersebut. 2NE1 hadir membawa semangat perempuan yang tangguh, tegar, kuat, atau apapun sebutannya.
2NE1 juga
hadir dengan membawa semangat untuk menyudahi
masa fluktuasi selera musik. Musik dengan taste cheesy seperti dibawakan Girls’
Generation sebelum album Lion Heart (18
Agustus 2015), ingin segera disudahi dengan kembali menyajikan musik bergizi.
‘Bapak’-nya 2NE1 tak terlampau
buru-buru mengenalkan 2NE1
sebagai 2NE1. Mereka dipadukan dulu dengan Big Bang, yang sudah menggelinjang ber-battle dengan grup sampah seperti Super Junior. Melalui langgam Lollipop, Big Bang sedikit menurunkan ‘harga diri’-nya untuk mengangkat ‘harga diri’ 2NE1 yang
masih belum terlihat sinarnya. Langgam yang hanya sebagai iklan komersial saja walakin sanggup menghentak khalayak.
Baru 40 hari
kemudian 2NE1 hadir sebagai
2NE1 dengan Fire. Kehadiran mereka dengan Fire memberikan nuansa rasa yang berbeda dari grup perempuan yang selama ini beredar. Tak seperti Girls’ Generation, juga tak seperti
Wonder Girls. Hanya saja, nyaris bersamaan dengan 4Minute yang mengusung misi
nyaris sama.
Saat-saat
awal inilah 2NE1 harus ber-battle
dengan 4Minute dalam arena yang, jika diperluas
sedikit, sama. 2NE1 dan 4Minute
sama-sama pekerja keras. Mungkin 2NE1 memiliki faktor luck lebih banyak ketimbang 4Minute sehingga lebih mudah mendaki ke jajaran papan atas.
Walau 2NE1
hanya terdiri dari empat punggawa saja, saya tak bisa menggandrungi seluruhnya. Hanya tiga punggawa saja yang benar-benar
merasuk sukma menggelinjangkan rasa, CL dan double
Park. Entah mengapa saya sulit
menyukai Minzy, walau bukan berarti saya membencinya. By the
way, saya dibesarkan oleh sepak bola yang kalau tak menang tidak selalu sama
dengan kalah.
Bom adalah
punggawa yang pertama saya kenali. Ia
yang membawa saya pada 2NE1 melalui suara ‘ajaib’-nya. Pertama mengenal 2NE1
memang dari audio, bukan dari video. Mungkin kalau saya mengenalnya dari video bakal nempel dulu dengan Dara, yang
memang paling cantik.
Tak sulit bagi saya untuk ‘menerima’
suara Bom. Bertahun-tahun sebelumnya sudah karib dengan suara Avril Ramona Lavigne, walau kemudian ‘pindah haluan’ ke Britney
Jean Spears sesudah era Toxic (2004).
Gara-gara Toxic yang sempat salah
sebut dilantunkan Beyoncé Giselle
Knowles-Carter, saya ‘terpaksa’ berkenalan dengan suara Beyoncé. Hingga akhirnya ada
Shinta Dewi (Tata) yang mulai menghentak khalayak melalui Dewi Dewi kemudian Maha Dewi.
Beruntung sekali orangtua saya tak hanya
mengenalkan saya pada Dewa (terutama Ahmad
Dhani Prasetyo dan Andra Junaidi Ramadhan) dan Linkin Park (terutama Michael Kenji
Shinoda), walakin juga Avril. Setidaknya saya tak melulu
menyimak suara laki. Tentu kalau dengan mata tentu lebih
senang menikmati pemandangan tubuh
perempuan!
Bom lahir
dengan dianugerahi suara ‘ajaib’ yang tak semua orang
memilikinya. Entah memang anugerah,
entah suaranya dipoles lantaran ia begitu menggandrungi pemilik suara kuat bernama Mariah Carey, tak tahu pasti. Yang pasti, suara langka punya Bom
membikin dua langgam yang dinyanyikan sendiri bisa abadi. You and I
serta Don’t Cry selalu enak disimak, past to present dan barangkali to future.
Saya sangat
bahagia Dewa bisa memiliki Ari
Bernardus Lasso dan Elfonda Mekel, yang
perubahannya tak berlangsung
menyakitkan dan bisa menjadi semacam penanda perubahan warna Dewa.
Selain itu,
saya sangat menyesal suara semahal Mbah Manshur Maskan gagal diabadikan dalam rekaman lantunan qiraat sab’ah.
Gagal memang, karena rencananya sudah ada. Tak kalah penting adalah kegemaran saya ngompori orang yang memiliki suara mahal, battle-mate saya Maya Modigliani Azra (Maya) misalnya.
![]() |
Park Bom (박봄) [Bom] |
Jadi bisa mengerti
mengapa saya langsung bereaksi 2NE1 akan berhenti (entah sejenak atau
selamanya) ketika Bom di-smash kasus lawas yang dihadirkan saat 2NE1
sedang memuncak. Kasus yang menghentak khalayak serta memaksa 2NE1 memasuki masa
dirisak kuldesak.
Bom juga tak ragu tampil dengan bentuk tubuh chubby. Ketika Girls’ Generation
memengaruhi cara pandang orang bahwa perempuan harus langsing agar terlihat
menarik, Bom ‘semena-mena’ menampilkan bentuk tubuh gempal yang nyatanya
tetap menarik.
Bom juga
memeragakan penampilan apa adanya dengan tak jaga-image. Ia bertingkah sesukanya, tak peduli tingkahnya dipuji
atau dimaki. Sayang memang, batin Bom
mudah sekali berpindah rasa dengan ekstrim: dari titik bahagia
hingga duka dalam jangka sekejap saja. Mungkin karena ia Aries (24 Maret
1984).
Suara kuat Bom di-back up dengan apik oleh CL. Passion kuat perempuan yang disapa dengan CL memang pada rapper, bukan vocalist ‘murni’ seperti Bom. Hanya
saja, ia mampu melakukannya dengan sangat baik. Lebih dari
itu, CL juga mem-back up Bom dari sasaran hujatan ketika kasus Bom digelorakan. Dengan ciamik CL mewujudkan hasratnya untuk bersolo karir untuk ‘menyempurnakan’ karirnya sebagai musisi.
Gelinjang CL
sebagai CL, bukan sebagai bagian 2NE1,
sanggup mengalihkan perhatian
khalayak umum dari Park Bom. Ia
bisa mewujudkan ambisi pribadinya sekaligus membantu battle-mate-nya
untuk memulihkan mental yang sedang breakdown.
CL, kini, menjadi punggawa termuda 2NE1. Ia lahir pada 26 Februari 1991,
satu-satunya generasi 1990-an yang tersisa di 2NE1. Walau termuda, CL merupakan punggawa paling berkarisma. Karisma CL semakin terpancar
kuat berpadu dengan kepedulian pada battle-mate,
gagasan brilian yang terus diungkapkan, serta rapi dan rinci dalam merampungkan tugasnya.
Perjalanan
2NE1 yang penuh dengan segala perubahan hingga sulit dijelaskan 2NE1 ini ber-‘bentuk’ apa tak lepas dari peran penting pengagum Queen, Madonna Louise Ciccone, Lauryn
Hill, serta Park Hong-jun (박홍준) [Teddy
Park] ini. Ungkapan Manunggaling CL-2NE1 pun tak berlebihan,
malah didukung pula oleh dua Park, Bom dan Sandara. Dalam album Crush
misalnya, CL begitu mendominasi baik dalam
menggubah langgam, memimpin pembikinan video musik, serta tata panggung ketika mentas di atas panggung bertajuk All or Nothing.
CL dengan
suara bertempo cepat mampu berpadu apik dengan Bom
yang suaranya kuat. Perpaduan Bom—CL memegang
peranan penting dalam melantunkan
langgam-langgam 2NE1. Sebagai grup yang kehadirannya
perlu pemain tambahan di luar pemahaman yang sudah-sudah mengenai musik, yakni perpaduan nada dan kata belaka, Dara hadir melengkapi perpaduan ciamik ini. Produk-produk K-Pop tak semata memadukan nada dan kata, walakin juga rupa. Di sinilah Dara
memainkan peran penting ini.
Dara tak sekedar kuat memainkan peran sebagai main visual di 2NE1. Ia juga bagus dalam
melakoni peran sebagai support vocalist. Suara Dara yang manis tak kalah kuat dengan Bom serta bisa melantunkan dengan tempo yang tak kalah cepat dengan CL. Sebagai sesama main visual di grupnya, suara Dara jelas lebih bagus daripada Im Yoon-ah (임윤아) [Yoona], role model-nya Eny Rochmwati Octaviani (Tata).
Dara memang sudah
lebih dulu menghasilkan langgam
sendiri ketimbang dua battle-mate-nya ini, namun ia ‘rela’
menjadi ‘selir suara’ di 2NE1. Dara tahu tempat yang tepat buatnya ketika sedang membaur dalam 2NE1.
Dengan kesadaran terdahap kelebihan dan kekurangan, ia bisa menjadi pendukung untuk urusan nada dan kata serta
menjadi pemimpin untuk urusan
rupa.
Uniknya, Dara yang ketika mentas hanya menjadi support
vocalist ini, justru menjadi juru bicara 2NE1. Bukan CL sang leader yang melakoninya, tak juga Bom sang pemilik suara ‘ajaib’.
Peran Dara
sebagai juru bicara 2NE1 sangat mengagumkan. Ia bisa
menahan diri untuk tak mengungkapkan saat semua orang bisa percaya sepenuhnya pada ungkapannya. Selain bisa bicara seutuhnya, Dara juga sanggup menahan diri untuk tak membicarakan semuanya. Ia bicara seperlunya saja.
Dara juga
mudah membaur dengan lingkungan tanpa
ikut hanyut dalam pergaulan. Keintiman interaksi Dara dan
Bom tak serta-merta membuatnya ikut ‘terdampar di keruhnya satu
sisi dunia’ seperti dialami battle-mate-nya
itu.
Dara dibesarkan di tengah perjuangan keras keluarga untuk sekedar bertahan hidup. Hal ini membentuk kepribadian kuat, peduli
pada liyan, pekerja keras, dan tahu diri yang mengakar pada diri seorang Dara.
Penampilan
yang fragile berbanding terbalik dengan kepribadian strong yang ia miliki. Dara tak perlu menjelaskan bagaimana kepribadiannya
lantaran auranya sudah menampakkan dengan kentara. Ia perlahan tumbuh menjadi backbone bagi keluarganya. Karirnya yang dimulai ketika tinggal di Philippines menjadikannya
sebagai backbone bagi keluarga.
Perpaduan
tiga kepribadian kuat disertai kepedulian pengelola
dalam ngerumat, membikin 2NE1 terus melesat. 2NE1 tak sekedar hadir sejenak untuk menghentak khalayak. Mereka tak sekedar hadir untuk mendaftarkan diri sebagai grup musik serta melengkapi ‘penafsiran’
terhadap kata cantik. Walakin 2NE1 melakoni epik untuk menjadi barang antik.
B.Ah.Lg.130737.010516.12:42