Playing to Invinity



— from music to music more than music

Farrokh Bulsara Freddie Mercury Brian Harold May Roger Meddows John Richard Deacon Rock Music British

“Queen is quartet God's children are Freddie Mercury, Brian May, Roger Taylor and John Deacon and they play rock n' roll since formed to invinity.”

Brian Harold May (Brian May) menjadi sosok penting dibalik berdiri dan bertahannya Queen. Semula, ketika laki kelahiran Hampton, Middlesex, Britania, 19 Juli 1947 menjadi pelajar di Imperial College London, mengajak kawannya yang merupakan pelajar di Ealing Art College, Timothy John Staffell (Tim Staffell ) untuk membentuk sebuah grup band. Saat itu May biasa menjadi guitarist sementara Tim biasa menjadi bassist.

Tim sepakat dengan ajakan May tersebut. Bersama laki kelahiran Ealing, London, Britania, 24 Februari 1948 ini, May mengumumkan audisi pencarian drummer. Pengumuman tersebut ia tulis di papan pengumuman perguruan tinggi tempat ia belajar. Dalam pengumumannya, May menyebut nama John Ronald Mitchell (Mitch Mitchell) & Peter Edward Baker (Ginger Baker) sebagai gambaran drummer yang ia cari.

Roger Meddows Taylor (Roger Taylor) yang melihat pengumuman ini tertarik untuk mengikuti audisi. Laki kelahiran King's Lynn, Norfolk, Britania, 26 Juli 1949 ini saat itu masih menjalani masa belajarnya di program studi Dokter Gigi di perguruan tinggi yang sama dengan May. Setelah menjalani masa audisi, Roger pun didapuk menjadi drummer bentukan May tersebut. May, Tim, dan Roger lalu bersama membentuk grup band yang mereka beri nama Smile pada 1968.

Tak begitu lama sesudah dibentuk, mereka dengan segera mendapatkan perusahaan rekaman yang menaunginya. Sekitar setahun sesudah pembentukan, 1969, Smile mendatangani kontrak dengan Mercury Records, yang memberikan pengalaman rekaman di salah satu studio milik mereka, Trident Studios, pada tahun tersebut.

Perjalanan rekaman yang dimulai pada tahun kedua sesudah pembentukan berjalan bagus. Smile berhasil merampungkan enam langgam gubahan sendiri untuk disajikan pada khalayak. Tiga langgam perdana berjudul Earth, Step on Me, dan Doin' All Right, direkam pada Juni 1969. Beberapa bulan kemudian, September 1969, tiga langgam menambahi daftar rekam langgam mereka. Ketiga langgam tersebut berjudul April Lady, Blag, dan Polar Bear.

Pada masa-masa berjuang mengibarkan bendera Smile, Tim telah menjalin interaksi intim dalam bingkai persahabatan dengan Farrokh Bulsara. Keduanya sama-sama menjadi pelajar di Ealing Art College. Farrokh Bulsara adalah laki berdarah Persia yang dilahirkan di Stone Town, Sultanate of Zanzibar (sekarang Tanzania) pada 05 September 1946. Sebelum pindah ke Britania pada masa remaja, ia sempat menjalani masa anak-anak di India. Ketika pindah ke Britania, ia biasa disapa dengan nama Freddie.

Kepada Freddie, Tim memperkenalkan band barunya bernama Smile itu. Freddie tak lama-lama menyimak enam langgam yang sudah dihasilkan Smile. Ia sangat menikmati sajian musik yang diberikan dan segera menyebut dirinya sebagai penggemar berat Smile.

Sayang band yang dibentuk dengan semangat menggebu atas dasar keisengan ini hanya berumur sekejap saja. Mereka hanya berhasil menghasilkan enam langgam saja dan membubarkan diri pada tahun 1970, dua tahun sesudah dibentuk. Pengunduran diri Tim dari Smile untuk membentuk Humpy Bong membikin May serta Roger memutuskan Smile bubar.

Serupa dengan Smile, Humpy Bong pun dibentuk oleh dua orang, Frederick Colin Petersen  dan Jonathan Kelly. Colin yang menjadi drummer, serta Jonathan yang bermain sebagai lead vocalist dan lead guitarist, membutuhkan satu orang lagi untuk bermain sebagai bassist. Tim yang sudah membentuk Smile bersama May dan Roger, tertarik untuk bergabung dengan Humpy Bong. Keteratrikan yang belakangan membikin Tim harus undur diri dari Smile.

Freddie yang sudah kesengsem dengan karya Smile, seakan tak rela Smile bubar. Freddie terus mendorong May dan Roger untuk tetap melanjutkan unjuk rasa mereka. Ketiganya lalu sepakat membentuk grup band baru, sebagai hasrat mereka untuk bersama memadu unjuk rasa melalui karya musik yang disajikan pada public. Grup band baru yang mereka sepakati itu dinamakan Queen. Nama Queen sendiri diberikan oleh Freddie.

Menurut Freddie, Queen hanyalah nama yang terlintas dalam hatinya saat itu. Ia sangat senang dengan nama yang terasa indah dan memiliki muruah ini. Selain itu, nama Queen juga bersifat umum dan bebas dibahas dengan beragam penafsiran. Freddie pun menyadari, sebagai seorang gay, akan ada saatnya nama Queen dihubung-hubungkan dengan hasrat seksnya itu.

Ketiganya segera merancang susunan dalam grup band: Freddie menjadi lead vocalist sekaligus keyboardist, May menjadi lead guitarist dan backing vocalist, dan Roger menjadi drummer serta backing vocalist. Mereka masih membutuhkan satu orang untuk mengisi posisi sebagai bassist.

Pencarian posisi yang ketika di Smile diisi oleh Tim ini tak seperti ketika May mendapatkan Roger. Butuh beberapa saat yang walau tak terlampau lama, walakin sempat membikin mereka bongkar-pasang susunan pemain di masa-masa awal pembentukan.

Semula posisi ini ditempati oleh Mike Grose yang bergabung pada akhir tahun 1970. Sayang dengan Mike, Queen belum bisa cocok. Lalu Mike digantikan oleh Barry Mitchell selama pergantian tahun 1970 menjadi 1971. Barry pun tak bisa cocok dengan Queen dan harus digantikan oleh Doug Ewood Boogie. Lagi dan lagi, pencabik bas ketiga ini pun tak cocok. Hingga akhirnya pada Februari 1971, mereka mendapatkan bassist abadi mereka, John Richard Deacon, laki kelahiran Leicester, Britania, 19 August 1951.

Farrokh Bulsara Freddie Mercury Brian Harold May Roger Meddows John Richard Deacon Rock Music British

Keempat the great line-up ini segera menemukan kecocokan teknis dan psikis. Kecocokan yang kelak akan menimbulkan perdebatan ketika Freddie pindah dimensi alam. Perdebatan sejenak yang membikin Deacon memutuskan undur diri dari Queen, yang baginya Queen adalah kuartet May—Roger—Freddie—Deacon. Sedangkan May dan Roger, dua orang yang bersama Tim membentuk Smile lalu bersama Freddie membentuk Queen, memutuskan tetap mengibarkan bendera Queen dengan cara apapun.

Keempatnya, walau belum mendapatkan perusahaan rekaman, dengan percaya diri mulai unjuk penampilan. Penampilan perdana mereka lakukan di sebuah perguruan tinggi di perguruan tinggi Surrey, London, pada 02 Juli 1971.

Penampilan tersebut memberikan kesempatan pada mereka untuk melakukan rekaman awal dengan menggunakan De Lane Lea Studios, sebuah studio musik yang terletak di  Jalan Dean no. 75, Soho, London, Britania. Di studio ini pula grup band legendaris pendahulu Queen, The Beatles dan The Rolling Stones, merekam demo debut mereka. Di sini Queen merekam langgan sebagai demo yang ditawarkan pada perusahaan rekaman.

Perekaman awal dilakukan pada Desember 1971 dengan menghasilkan empat buah tembang yang mereka gubah sendiri. Keempat tembang itu adalah Liar, Keep Yourself Alive, The Night Comes Down, dan Jesus. Sayang, tak ada satupun perusahaan rekaman yang tertarik dengan keempat lagu yang mereka tawarkan itu.

Pada masa-masa bergerilya gentayangan mencari perusahaan rekaman ini, Freddie juga menambahkan nama Mercury di belakang nama sapaannya sesudah pindah ke Britania. Nama ‘Mercury’ terinspirasi dari tembang gubahan Queen sendiri berjudul My Fairy King. Paduan kata dalam balutan nada, “Mother Mercury, look what they've done to me”, menginspirasi Freddie untuk melengkapi namanya menjadi Freddie Mercury.

Sebagai pelajar di perguruan tinggi seni, Freddie merasa perlu untuk membentuk logo Queen. Ia langsung membikin dasar logo tersebut berupa mahkota yang biasa dipakai oleh ratu (queen). Penyusunan logo ini, walau semula tak diduga, terjadi beberapa saat saja jelang rekaman perdana mereka.

Dasar logo tersebut kemudian digabungkan dengan lambang zodiak setiap punggawa. Dua singa sebagai penanda zodiak Roger Taylor dan John Deacon yang Leo, kepiting menandai zodiak Brian May yang Cancer, sementara peri menjadi penanda Freddie Muercury yang berzodiak Virgo. Kedua singa masing-masing memegang huruf Q yang mewadahi sebuah mahkota, kepiting berada di atas huruf Q, serta peri digambarkan ada dua yang masing-masing tampak berlindung di bawah singa.

Seluruh logo tersebut dibubuhi kobaran api dan tampak dilindungi oleh seekor burung phoenix berukuran besar. Logo ini sangat terasa Britania lantaran disengaja supaya menyerupai logo Britania Raya dan pendukung tim sepak bola nasional Inggris. Yang jelas, logo ini terus digunakan sejak pertama dirancang hingga sekarang. Walau sempat terjadi beberapa perubahan, tapi tak begitu kentara. Pada dasarnya logo masih tetap dan perubahan paling besar adalah pada warna.

Sesudah mengalami gerilya mencari perusahaan rekaman, akhirnya Queen berhasil memulai unjuk rasa melalui karya mereka dengan membawa label EMI. Mereka melakoni rekaman di Trident Studios, London, Britania sepanjang Juni hingga November 1972, dan berhasil merilis album perdana mereka. Album perdana berjudul Queen tersebut dirilis pada 13 Juli 1973.

Album perdana ini diproduseri oleh John Anthony, Roy Thomas Baker, dan punggawa Queen. Sambutan hangat berhasil didapat, sayang sambutan hangat tersebut belum membikin Queen dikenal lebih luas di daratan Britania.

Tak lama-lama, mereka segera kembali ke dapur rekaman. Perekaman yang dilakukan di Trident Studios, London, sepanjang Agustus 1973 ini berhasil merilis album kedua berjudul Queen II pada 08 Maret 1974. Dari album yang diproduseri oleh Roy Thomas Baker, Robin Geoffrey Cable, dan punggawa Queen inilah nama Queen berhasil dikenal luas di daratan Britania.

Pada tahun yang sama , sebuah album berhasil mereka hadirkan kembali. Album berjudul Sheer Heart Attack dirilis pada 8 November 1974 setelah menjalani rekaman sepanjang Juli hingga September 1974 di empat studio: Associated Independent Recording (AIR), Rockfield Studios, Wessex Sound Studios, dan studio yang sudah dipakai sebelumnya, Trident Studios. Di album ini, punggawa Queen tetap memproduseri sendiri album mereka bersama Roy Thomas Baker.

Walau produktif berkarya (satu album tahun 1973 dan dua album tahun 1974), Queen baru benar-benar menghentak khalayak ketika mereka merilis album keempat berjudul A Night at the Opera. Album yang isinya direkam di Sarm West Studios, Olympic Studios, dan Rockfield Studios sepanjang Agustus hingga November 1975 ini berhasil melejitkan nama mereka ke jajaran grup band papan atas.

Dirilis pada 21 November 1975, Queen berhasil menahbiskan diri sebagai ‘Queen’ sejak saat itu. Langgam tunggal Bohemian Rhapsody yang dirilis lebih dulu pada 31 Oktober 1975 menjadi langgam abadi.

Farrokh Bulsara Freddie Mercury Brian Harold May Roger Meddows John Richard Deacon Rock Music British


Queen Discography


13-07-1973 — Queen
08-03-1974 — Queen II
08-11-1974 — Sheer Heart Attack
21-11-1975 — A Night at the Opera
10-12-1976 — A Day at the Races
28-10-1977 — News of the World
10-11-1978 — Jazz
27-06-1980 — The Game
05-12-1980 — Flash Gordon
03-05-1982 — Hot Space
27-02-1984 — The Works
02-06-1986 — A Kind of Magic
22-05-1989 — The Miracle
05-02-1991 — Innuendo
06-11-1995 — Made in Heaven

Bandung, Nusantara Raya
Spring Time, 2016