— Kangen
Bukan Cinta Manusia Biasa
Di kalangan Baladewa, saya terbilang Baladewa baru. Pasalnya saya baru
pertama kali mengenal dan kemudian langsung suka pada grup band ini pada masa album
Bintang Lima. Lagu Separuh Nafas merupakan lagu yang
pertama dan paling disuka hingga kini. Pada masa tersebut, Dewa sudah berpisah dengan Ari yang merupakan vokalis sejak album
pertama. Posisi Ari kemudian digantikan oleh Once hingga akhirnya grup band
yang dibentuk pada 1986 ini dinyatakan “bubar”.
Rasanya kangen juga Dewa kembali. Maksudnya kembali memproduksi
album baru lagi bukan sekedar menyimak lagu-lagu dari album lawas maupun konser
reuni. Saya kangen Dewa kembali lagi
menghiasi belantika seni yang sempat mengalami fluktuasi selera ini. Pengumuman
Dewa resmi “bubar” beberapa tahun
lalu terasa menyakitkan walau saya mengetahuinya melalui koran. Walakin hal ini
sepertinya cuma akal-akalan mereka saja sebagai cara “main aman” agar tak
mendapat tekanan untuk memproduksi album baru atau minimal lagu single.
Dewa mengalami dua masa yang
ditandai dengan dua vokalisnya. Oleh Republik
Cinta Management (RCM), dua masa Dewa
ini disebut lama dan baru.
Dewa lama merujuk pada
masa-masa ketika vokalisnya masih Ari. Pada masa ini, Dewa berhasil merilis empat album studio dan satu album kompilasi.
Empat album tersebut ialah Dewa 19, Format Masa Depan, Terbaik-Terbaik, dan Pandawa
Lima. Satu album kompilasi bertitel The
Best of Dewa 19 yang turut memuat dua single baru, Elang dan Persembahan dari
Surga.
Dewa baru merujuk pada
masa-masa ketika Ari digantikan oleh Once. Pada masa ini, Dewa berhasil merilis empat album studio, satu album kompilasi, dan
satu album live, serta dua buah
single. Empat album studio tersebut ialah Bintang
Lima, Cintailah Cinta, Laskar Cinta, dan Republik Cinta. Satu album kompilasi bertitel Kerajaan Cinta turut
memuat dua single baru, Dewi dan Mati Aku Mati. Sementara album live
diberi titel Atas Nama Cinta. Dua single terakhir Dewa berjudul Perempuan
Paling Cantik di Negeriku Indonesia dan Bukan
Cinta Manusia Biasa. Hingga lagu terakhir ini, kualitas komposisi musik
Dewa masih sangat bagus.
Tahun 2013, selain aktif
menggelar konser reuni, Dewa sempat
merilis album kompilasi mereka bertitel The
Greatest Hits Remastered. Walau lagu ini didominasi oleh lagu-lagu masa
Dewa baru, namun track pertama dibuka
dengan Muqaddimah+Roman Picisan yang
bisa saja disebut masa-masa peralihan dari Ari ke Once. Dalam Roman Picisan,
walau sudah tersebut Once sebagai vokalisnya, walakin Ari masih sempat menjadi backing vocal.
Dari sejak terbentuk
hingga dinyatakan “bubar” dan aktif menggelar konser reuni, Ahmad Dhani
Prasetyo dan Andra Junaidi Ramadhan terlihat jelas memegang peran penting. Dua
orang tersebut, bagi saya, merupakan “Separuh Nafas”-nya Dewa. Kebetulan juga lagu Separuh
Nafas dikompos bersama oleh Dhani dan Andra. Mungkin terlampau subjektif
lantaran dua orang itulah yang memang paling saya suka.
Ada yang menganalisis
bahwa kesibukan Dhani dan Andra
dengan “mainan” barunya lah yang menjadi cikal bakal Dewa “bubar”. Memang pada masa-masa ketika Dewa menunjukkan tanda-tanda vakum, Dhani sedang getol menggarap RCM. Sementara Andra juga getol
menggarap Andra and The Backbone.
Dua orang tersebut pula
yang berduet di masa Dewa vakum
jelang masa peralihan dari Dewa lama
dan Dewa baru. Kolaborasi mereka tertuang
dalam Ahmad Band yang merilis satu
album bertitel Ideologi, Sikap, Otak.
Kolaborasi keduanya masih berlanjut dengan merilis album mini (extended play) bertitel Kuldesak.
Sementara Dhani dan Andra
pernah memiliki rekam jejak berkolaborasi, dua pendiri Dewa lainnya, ialah Erwin Prasetyo dan Wawan Juniarso juga berkolaborasi.
Keduanya membentuk grup band bernama Matadewa.
Sayang sekali grup band bikinan dua anggota yang pernah keluar-masuk ini kurang
bisa berkibar. Sementara dua vokalisnya, selepas dari Dewa, Ari melanjutkan karirnya sebagai musisi dengan bersolo karir.
Once juga tampak menjejak Ari walau tak segetol Ari.
Dalam formasi Dewa, terdapat lima posisi: Keyboard, Guitar, Vocal, Bass, dan Drum. Hanya dua posisi yang tak pernah mengalami pergantian pemain.
Keyboard oleh Dhani serta Guitar oleh Andra. Posisi Vocal berganti dua kali, Ari dan Once. Bass juga serupa, Erwin dan Yuke. Drum lebih gila lagi, pergantiannya dari
Wawan, Aksan, Bimo, Tyo, dan Agung. Bedanya dengan vokal, kalau Bass dan Drum pernah kosong, Vocal
selalu terisi meski Dhani bisa bertindak sebagai vokal “cadangan”. Tentunya kalau
vokalnya Dhani bisa rusak telingka kita ‘kan?
Saya mendamba sekali
seluruh personil Dewa ini bisa kembali
bersatu. Tak mengapa skuat grup band ini menjadi kegemukan. Lagipula kegemukan
ini bisa membantu mengakali energi saat penggarapan album serta konser. Apalagi
dengan aliran rock yang diusung dengan usia yang kian menua, posisi drummer cukup melelahkan.
Kalau mau lebih gila lagi,
selain melahirkan kembali Dewa jilid tiga, juga melahirkan kembali Ratu jilid
tiga. Ratu jilid pertama digawangi oleh Maia Estianty dan Pinkan Mambo sedangkan
Ratu jilid dua digawangi oleh Maia Estianti dan Mulan. Sulit memang kalau hendak
memadukan kembali perempuan yang pernah terlibat pertikaian, namun akan sangat
mengagumkan bukan?
Secara teknis memang tampak
bisa-bisa saja. Toh ada nama RCM yang bisa menaungi mereka. Lagipula inspirasi
Dhani membentuk RCM juga bermula dari Dewa dan Ratu. Hanya saja memang sulit memadukan
Los Galacticos dalam satu squad lantaran ada sisi psikisnya juga.
Tanya saja pada Mourinho.
Squad Dewa yang didamba:
Keyboards (Leader):
Ahmad Dhani
Prasetyo (Dhani Ahmad Manaf) [1986-2011]
Lead Guitar:
Andra Junaidi
Ramadhan [1986-2011]
Lead Vocals:
Ari Bernardus
Lasso [1991-1999]
Elfonda Mekel
[1999-2011]
Bass:
Erwin Prasetya
[1986–1999 & 2001–2002]
Yuke Sampurna
[2002–2011]
Drums:
Wawan Juniarso
[1986–1988 & 1991–1994]
Sri Aksana
Sjuman [1995–1998]
Gabriel Bimo
Sulaksono [1998-1999]
Setyo Nugroho
[1999–2007]
Agung Yudha
Asmara [2007-2011]
B.Sn.Wg.18:33.280216