Karena Nada Tanpa Kata Tiada Jua Bisa Diterima


— Andra, main hati untuk sempurna


Peran dan kesetiaan Andra terhadap Dewa tak bisa lagi dimungkiri. Andra lah satu diantara dua orang pendiri yang terus getol ngerumat Dewa. Sejak awal dibentuk pada 1986 dengan nama Mol, Andra tak pernah sekalipun keluar dari Dewa. Ia masih berada dalam grup saat Dewa berganti nama menjadi Dewa, lalu DownBeat seiring pergantian haluan musik mereka dari semula rock menjadi jazz. Sampai akhirnya Dewa menerima kehadiran Ari yang diikuti pergantian nama menjadi Dewa 19, Andra masih menunjukkan peran dan kesetiaannya.

Pada turbulent year pun Andra masih terlihat getol terhadap Dewa. Masalah yang ada sejak masa-masa penggarapan album Pandawa Lima memuncak saat mereka menggarap album Bintang Lima. Ari dan Erwin yang terdampar di keruhnya satu sisi dunia membikin grup ini sejenak menghadapi kuldesak. Jadwal rekaman mereka benar-benar terganggu akibat gemar mangkirnya Ari dan Erwin. Di satu sisi, Aksan pun sudah resmi berpisah dengan Dewa. Permainan drum Aksan dianggap cenerung ke arah jazz alih-alih rock.

Sebagai penyalur hasrat bermusik, Andra bersama Dhani membentuk Ahmad Band. Inilah pertama kali Andra main hati dari Dewa. Melalui Ahmad Band, mereka berhasil menghasilkan satu buah album berjudul Ideologi, Sikap, Otak.

‘Main hati dua sejoli separuh nafas’ Dewa berlanjut saat keduanya menggarap album mini Kuldesak. Lagu yang menjadi Official Sound Track (OST) film berjudul Kuldesak ini seakan menjadi gambaran perasaan Dhani dan Andra yang merasa Dewa sedang menghadapi kuldesak. Kuldesak sendiri merupakan bahasa serapan dari Catalan (cul-de-sac) yang bermakna jalan buntu. Kebetulan Andra adalah penggemar FC Barcelona, klub sepak bola asal Catalan.

Walau peran dan kesetiannya begitu besar, Andra juga memiliki hasrat pribadi untuk bersolo karir. Ia memiliki hasrat untuk bisa berhasil berkarir di luar Dewa tanpa meninggalkan Dewa yang selalu menjadi hasrat utamanya.


Ambisi ini pertama kali ia sampaikan pada Dhani, leader dan salah satu founder Dewa 19. Dhani memberikan lampu hijau. Toh Andra sendiri sudah mulai mengumpulkan karya-karya untuk digarap dalam karirnya selain di Dewa. Lampu hijau dari Dhani semakin manis saat ia mendapatkan tandem yang pas untuk karir solonya. Stevie Morley Item, yang datang sebagai pemain tambahan Dewa pada tahun 2001, semakin memperkuat hasrat Andra. Stevie menjadi orang pertama yang diajak Andra untuk menghasilkan karya bersama di luar Dewa.

Ajakan Andra kepada Stevie tampak sebagai wacana belaka hingga setengah windu. Baru pada tahun 2005 keduanya kembali merembug intens hasrat yang pernah disepakati bersama beberapa tahun sebelumnya. Walau begitu, mereka belum juga menemukan lead vocalist yang pas untuk grup band yang belum diberi nama tersebut.

Entah mengapa Andra tampak enggan mengajak Ari atau Once yang sudah bersama dengannya di Dewa. Stevie, yang notabene adik kandung Audy, juga tampaknya enggan mengajak kakaknya. Barangkali selain kurang klop dengan karakter suaranya, keduanya tak ingin grup yang mereka bentuk berada di bawah-bawah bintang.

Sembari mewujudkan hasrat tersebut, Andra tetap intens dengan Dewa. Album Republik Cinta adalah karya Dewa yang tak luput dari sentuhan Andra. Stevie sendiri membentuk grup band bernama Deadsquad pada 29 Agustus 2006.


Pertemuan Andra dengan Dedy Lisan di Cirebon pada Februari 2006 berbuah hasil. Tanpa proses yang njelimet, Andra memilih Dedy untuk menjadi lead vocalist grup band-nya di luar Dewa.

Pertemuan ini telah mereka obrolkan bersama melalui situs jejaring pertemanan yang populer kala itu, Friendster. Melalui Friendster mereka bertukar nomor ponsel. Dari sinilah Andra mengajak Dedy bertemu dalam unjuk penampilan karya Dewa di Cirebon. Pemilihan Andra kemudian terkonfirmasi setelah Dedy dites di Studio 19 dan Legend yang biasa dipakai Dewa untuk latihan.

Menjadi vocalist grup band bukanlah hal asing bagi Dedy. Sebelumnya ia beberapa kali tampil sebagai lead vocalist di acara kampus dan beberapa kafe. Dedy yang mengenal musik sejak SMP juga beberapa kali main band bersama teman-temannya. Ia bisa memainkan gitar walau tak mahir. Hanya saja kegemaran Dedy terhadap dunia musik berkelindan dengan kegemarannya terhadap jurnalistik. Dunia jurnalistik yang lebih dulu menyapa Dedy kemudian mengalihkan perhatiannya.

Karir Dedy sebagai jurnalis dimulai di Tabloid Soccer. Kegiatan jurnalistik nyatanya tak benar-benar membikin Dedy lepas dari dunia musik. Hanya saja saat menjadi jurnalis, Dedy lebih sering bekerja dengan jemari dengan menjadi penulis lirik lagu ketimbang menyanyikannya.

Kelindan jurnalistik dan musik  yang menyelimuti hati Dedy tampak sempurna setelah ia direkrut oleh majalah Hai. Di majalah ini Dedy menjadi jurnalis bidang musik. Dari kegiatan jurnalistiknya inilah Dedy berkesempatan berinteraksi dengan para musisi. Termasuk dengan Andra, walau dalam pertemuan pertama ini belum ada pembicaraan mengenai grup band bentukan Andra.


Saat Andra sedang kepayang mencari lead vocalist grupnya, Agung Krusok (manajer Andra) dan Ari menyarankannya agar melirik Dedy. Hubungan Andra dan Ari tetap baik walau secara profesional mereka sudah berpisah. Ari berkarir solo selepas dari Dewa sementara Andra terus menjadi tulang punggung Dewa.

Keduanya bahkan tetap saling mendukung terhadap karirnya masing-masing. Ari ikut serta dalam proses penggarapan album Bintang Lima sebagai backing vocalist lagu Roman Picisan. Andra juga ikut serta dalam album solo perdana Ari, Sendiri Dulu. Malah dalam album ini Dhani dan Erwin juga terlibat. Ari juga yang menyarankan Andra untuk memakai Dedy.

Dhani dalam satu kesempatan pernah menyebut bahwa setiap orang memiliki kepekaan sendiri terhadap obsesi yang digeluti. Ungkapan ini dikeluarkan Dhani sembari menyitir ungkapan laa ya’rifu al-wali illa al-wali, yang kemudian diperluas maknanya bahwa musisi tahu musisi. Sementara Andra yang merupakan guitarist berhasil menemukan Stevie, Ari yang vocalist berhasil menemukan Dedy. Ketiga orang ini, ialah Andra, Stevie, dan Dedy yang kemudian menjadi skuat grup band bentukan Andra.

Sebutan Dhani bahwa Andra merupakan tulang punggung nya Dewa menginspirasi Andra untuk menggunakan sebutan terebut sebagai nama grup bandnya. Andra memilh nama backbone yang notabene alihbahasa tulang punggung dalam English. Sebagai penanda bahwa grup tersebut merupakan wujud dari hasrat terpendamnya, ia pun menggunakan namanya yang sudah besar.

Alhasil grup band main hati Andra pun diberi nama Andra and the BackBone. Kebetulan juga dalam proses pembentukannya, Andra dibentu oleh Ari yang notabene tulang punggung dalam mengenalkan dan membesarkan Dewa.


Lagu Musnah menjadi lagu perkenalan grup band ini. Lagu ini termasuk dalam album pertama Andra and the BackBone yang berjudul Andra and the BackBone. Album yang dirilis pada tahun 2007 dengan label EMI Music Indonesia ini memuat 13 buah lagu. Setahun kemudian, mereka merilis album kedua mereka, Season 2 dengan menggunakan label yang sama. Lagu Main Hati, Hitamku, Tak Ada yang Bisa, dan Seperti Hidup Kembali, menjadi lagu utama dari album yang memuat 9 lagu baru ditambah 1 lagu dari album pertama ini. Dalam dua album tersebut, Andra and the BackBone masih numpang di studio RCM (Republik Cinta Management), walau tak tercatat secara resmi sebagai bagian RCM.

Meski sudah bisa panen di luar Dewa, Andra tetap tak keluar dari Dewa. Hingga diumumkan Dewa berhenti pada 2011, Andra tetap menjadi lead guitarist Dewa. Setelah membentuk Andra and the BackBone, Andra menghasilkan empat buah lagu bersama Dewa 19. Dewi dan Mati Aku Mati yang dirilis dalam album kompilasi kedua Dewa 19 berjudul Kerajaan Cinta, Perempuan Paling Cantik di Negeriku Indonesia yang dirilis dalam album kompilasi pertama RCM berjudul The Best of Republic Cinta Artist Vol. I, dan lagu terakhir Dewa 19 berjudul Bukan Cinta Manusia Biasa yang dirilis dalam album kompilasi kedua RCM berjudul The Best of Republic Cinta Artist Vol. II.

Andra juga selalu hadir dalam ajang reuni unjuk penampilan karya Dewa mulai tahun 2013 hingga terakhir pada 26 Januari 2016 di Bandung. Stevie pun demikian, walau sudah bisa menghasilkan karya bersama Andra and the BackBone, tetap bertahan dengan Deadsquad. Grup band bentukan 29 Agustus 2006 ini berhasil menghasilkan dua album. Horror Vision yang dirilis pada 09 Maret 2009 dan dirilis kembali pada 2013, serta Profanatik yang dirilis pada September 2014.


Walau keberhasilannya bersama Dewa dan Andra and the BackBone tampak membikin Andra menjadi musisi paripurna, walakin Andra masih memiliki impian yang belum terwujud. Ialah merilis album penuh yang isinya hanya instrumen gitar yang ia mainkan sendiri. Kalau impian ini tak pernah terwujud, setidaknya ia sudah me-ngecer beberapa lagu dalam album-album Andra and the BackBone, serta lagu IPS yang dirilis bersama Dewa sebagai sesajen khusus buat istrinya.

B.Sn.Kl.270737.250416.07:44