Motivate & Inspire Battle-Mate
“Last
summer, things changed and I understood I was no longer the first-choice
keeper, but I felt it was not the right time for me to go. During the season it
became clear that my situation would not improve and, as I know I am not at the
stage of my career where I want to be on the bench, I made my decision to move on
and look for new challenges.”
— Čech,
melalui akun Twitter pribadinya, tentang keadaannya di Chelsea dan keputusannya
pindah ke Arsenal.
Pengumuman
bahwa John George Terry hendak
meninggalkan
Chelsea (Chelsea Football Club ) 01 Februari 2016 menjadi kabar duka bagi saya. The Pensioners musim ini sedang
mengalami turbulent season. Klub mengalami
gejolak
yang merisak
hingga berdampak terhadap
penampilan di lapangan.
Terry
mengumumkan
hal ini setelah Chelsea menghempaskan
MK Dons (Milton Keynes Dons Football Club ) di babak keempat FA Cup. Ia menyatakan klub tak bersedia
memberikan
kontrak baru, untuk
memperpanjang kontraknya yang kedaluarsa di
akhir
musim 2015/2016.
Terry
mengakui
bahwa ia akan
‘love to stay’, tetapi pertemuan
dengan pengurus klub
sebelum menghadapi Arsenal di pertandingan sebelumnya membuahkan hasil
bahwa “It's not going to be a fairytale
ending.” Terry menambahkan
ia tak akan bergabung
lagi dengan klub
lain di Premier League.
Terry
adalah pemain paling
saya gandrungi, tak hanya di Chelsea, juga dalam sepak bola. Nomor
punggung 26 yang identik
dengannya sama dengan
tanggal lahir saya, yang selalu memberi rasa senang ketika dipandang. Selain
Terry, Petr Čech adalah nama lain.
Čech,
yang beroperasi di bawah mistar, memilih meninggalkan Chelsea akhir musim
lalu, bersamaan dengan tutup buku Didier
Yves Drogba Tébily di Chelsea. Sedangkan
Terry memilih bertahan menghabiskan
sisa kontraknya, menemani
José Mário dos Santos Mourinho Félix, yang awal musim masih menjadi manager,
meski kemudian ia
harus ‘walk alone’ dan ‘lonely’ di dressing room
sesudah The Special One meninggalkan The Blues.
Fisik
kuat, semangat ulet, cerdas membaca keadaan, serta aura dan karisma yang bisa
membangkitkan semangat battle-mate
nya, berpadu menjadi satu. Pondasi kepercayaan diri yang ditanamkan sejak Gianluca
Vialli dan Claudio Ranieri serta kepedulian terhadap lini pertahanan yang
ditanamkan Mourinho, mengendap kuat dalam benaknya. Peran Terry di Chelsea
lebih dari sekedar pemain. Ia dicintai penggemar dan dihormati lawan.
Laki
kelahiran London Timur 07 Desember 1980 ini datang ke Chelsea sejak usia 14
tahun. Ia mulanya datang sebagai gelandang, namun ‘terpaksa’ mundur ke belakang
setelah tak ada pilihan posisi lain yang bisa ia tempati. Keterpaksaan ini
justru terus ia tekuni sepanjang karirnya, dengan dukungan pertumbuhan fisik
yang pesat.
Debutnya
sebagai pemain ia lakukan pada tahun 1998. Jelang akhir musim 2000/2001, ia
mulai menjadi andalan di skuat utama. Kesempatan ini semakin manis setelah ia
juga memperoleh apresiasi resmi sebagai Chelsea
Player of the Year. Debutnya sebagai kapten tim dimulai pada Desember 2001,
tepat dua hari sebelum ia genap berusia 21 tahun.
Terry
kini menjadi satu-satunya pemain Chelsea yang mengalami masa transisi dari era Ken
Bates ke era Roman Abramovich. Ketika Mourinho datang, The Special One menetapkannya menjadi kapten klub. Musim perdana
bersama Mourinho menjadi musim termanis bagi Terry. Ia merasakan indahnya perjuangan
yang berakhir dengan mengangkat tropi Piala Liga dan tropi Premier League,
serta mendapat apresiasi resmi berupa PFA Player of the Year. Terry menjadi
sosok penting dalam pertahanan satu tim sepanjang sejarah permainan Inggris.
Lebih
dari lima belas tahun sesudah debutnya, ia tetap bertahan dalam skuat utama dan
bek tengah terbaik. Kekonsistenan Terry memang luar biasa. Pasalnya ia pernah
mengalami cedera berkali-kali, dan sanggup memulihkan fisik juga mental berkali-kali
juga.
Sayang
pada musim terakhirnya ini, situasi tak seindah seperti diharapkan. Tak juga
buatnya, tak juga buat Chelsea. Meski demikian ia masih bisa menahbiskan diri
sebagai pemain yang sanggup bermain sebanyak 700 pertandingan berseragam
Chelsea di berbagai kompetisi. Walau dalam pertandingan bersejarah tersebut
Chelsea harus menyerah dari Everton di FA Cup, 12 Maret 2016.
B.Sl.Pa.040737.110416.19:05